Akan tetapi, para peneliti ini menawarkan saran alternatif, yakni menggabungkan sistem ke dalam bangunan untuk mengubahnya menjadi spons raksasa.
Ini adalah cara baru yang ditawarkan untuk menangani stormwater dan mengurangi kerusakan akibat bencana banjir.
"Dalam skenario ini, bangunan itu sendiri akan menyerap kelebihan air tanah dan menguapkan air dari dinding dan atap mereka," tulis para penulis.
Sistem ini juga akan memberikan manfaat lain. Sebab, selain dapat menguapkan air lewat dinding bangunan, juga akan memberikan pendingin pasif.
Baca juga: Kaya Karbon, Mangrove Papua Barat Bisa Jawab Masalah Besar Dunia
Prof Marc-Olivier Coppens, direktur UCL Centre for Nature-Inspired Engineering, yang tidak terlibat dalam penelitian ini mengatakan alat bakau sintetis ini sangat luar biasa, dan ke depan perlu untuk dikembangkan lebih lanjut.
"Perangkat yang diusulkan adalah pengembangan yang kreatif dan menarik. Namun, penerapan prinsip ini masih tahap awal," kata Coppens.
Coppens menambahkan gagasan untuk menggunakan hutan bakau sintetis untuk pengelolaan stormwater sangat menarik.
"Masih harus dilihat apakah fluks yang cukup dan aliran total dapat dicapai untuk aplikasi ini, tetapi itu adalah aplikasi yang menarik," ungkap Coppens menanggapi temuan alat yang terinspirasi pohon bakau ini untuk atasi banjir.
Baca juga: Ahli LIPI: Hadapi Banjir Jakarta dengan Adaptasi yang Transformatif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.