Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Hujan Amazon Akan Hadapi Titik Kritis, Ini Prediksi Ilmuwan

Kompas.com - 26/02/2020, 19:35 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Nature

Dan pada Agustus lalu, video-video tentang kebakaran hutan di Amazon menjadi berita utama internasional.

Jumlah kebakaran pada bulan itu adalah yang tertinggi untuk semua Agustus sejak kekeringan ekstrem pada 2010.

Lalu, kapan Amazon mencapai titik kritisnya?

Baca juga: Citra Satelit Ungkap Peradaban Kuno yang Terkubur di Hutan Amazon

Hutan memainkan peran utama dalam menjaga kelestarian hidupnya , dengan mendaur ulang air melalui pohon untuk menghasilkan curah hujan.

Molekul air akan melintasi Amazon dan menghasilkan hujan sebanyak enam kali lipat.

Kebakaran hutan, kekeringan atau penggundulan hutan dapat merusak siklus tersebut. Sebab, dengan berkurangnya curah hujan di hutan ini, maka vegetasi yang ada juga semakin berkurang dan siklus akan menyusut.

Akhirnya, ini mungkin mengubah wilayah besar Amazon menjadi ekosistem lebih seperti sabana, walaupun dengan keanekaragaman hayati jauh lebih sedikit.

Baca juga: Spesies Baru Ditemukan di Hutan Amazon setiap 2 Hari

Pada tahun 2018, Carlos Nobre, seorang peneliti iklim di Universitas São Paulo, membunyikan alarm dengan menyatakan, Amazon mungkin jauh lebih dekat ke titik kritis daripada yang diperkirakan para ilmuwan.

Dia dan Thomas Lovejoy, seorang peneliti lingkungan di George Mason University di Fairfax, Virginia, menulis sebuah editorial.

Dalam tulisannya, mereka menyatakan jika hanya 20-25 persen dari hutan hujan ditebang, itu bisa mencapai titik kritis di mana Amazonia timur, selatan dan tengah akan beralih ke ekosistem seperti sabana.

"Jika kematian pohon yang kita lihat berlanjut selama 10-15 tahun lagi, maka Amazon selatan akan berubah menjadi sabana," kata Nobre.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Nature
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com