Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Telah Melahap Seperlima Hutan di Australia

Kompas.com - 25/02/2020, 19:02 WIB
Imamatul Silfia,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebakaran hutan di Australia sudah menghancurkan seperlima hutan di benua tersebut. Peristiwa ini dikatakan sebagai yang terburuk sepanjang masa.

Sebuah penelitian menunjukkan sekitar 5,8 juta hektar hutan di New South Wales dan Victoria telah terbakar pada September 2019 hingga Januari 2020. Kedua wilayah ini mencakup sekitar 21 persen hutan di Australia.

"Pada pertengahan musim semi 2019, kami menyadari sebagian besar wilayah hutan di Australia timur dapat terbakar dalam satu musim ini," kata Matthias Boer, perwakilan dari Hawkesburry Institute for The Environment di Western Sydney University seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (25/2/2020).

Dalam edisi spesial jurnal Nature Climate Change, para peneliti memeriksa berbagai faktor yang dapat memicu timbulnya api. Para ahli iklim juga memeriksa data di Australia tenggara untuk mengetahui seberapa jauh dampak yang dapat ditimbulkan oleh bencana tersebut terhadap kenaikan suhu.

Baca juga: BMKG: Waspada Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan di Wilayah Berikut

Salah satu wilayah yang menarik perhatian para peneliti ialah Murray-Darling Basin. Kekeringan yang melanda wilayah ini membuat api semakin sulit dipadamkan.

Kelompok peneliti dari University of Melbourne mengamati fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang memiliki dampak langsung terhadap tingkat curah hujan di Australia dan wilayah lainnya.

Jika IOD negatif, akan ada lebih banyak permukaan laut dengan suhu hangat dibanding normal di Samudera Hindia Timur dengan perairan yang lebih dingin di bagian barat. Peristiwa ini cenderung mengubah pola cuaca dan biasanya membawa curah hujan yang lebih besar ke Australia tenggara.

Hal tersebut terbukti oleh tingkat curah hujan pada musim dingin 2016. Andrew King, salah satu dari kelompok peneliti University of Melbourne, menemukan data tingginya tingkat curah hujan di Murray-Darling Basin dan perubahan yang terjadi setelah itu.

Baca juga: Spesies Siput ini Lolos dari Kebakaran Hutan Australia, Kok Bisa?

Murray-Darling Basin mengalami tingkat curah hujan di bawah rata-rata selama 12 musim berturut-turut, menjadikannya periode panas terpanjang sejak tahun 1990.

"Dengan kondisi perubahan iklim, kami memprediksi akan terjadi lebih banyak IOD positif daripada negatif. Berarti kemungkinan kekeringan di Australia akan semakin memburuk," kata King.

Boer mengatakan perubahan iklim membuat Australia semakin rentan terhadap kebakaran hutan. Dia mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah efektif untuk menghadapi perubahan iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau