Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Seorang Ibu Jambak Wanita Muda di KRL, Ini Kata Pengamat Sosial

Kompas.com - 24/02/2020, 10:24 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Aksi seorang perempuan menjambak hingga menampar perempuan lain di gerbong kereta rel listrik (KRL) commuterline, viral di Twitter Minggu (23/2/2020).

Video berdurasi 36 detik itu diunggah pemilik akun Twitter @rinafarzia pada Minggu dini hari.

"Pengalaman naik @CommuterLine ku dan teman2ku hari ini. Semoga ga ada lagi kejadian2 kaya gini. Kereta arah bogor, gerbong khusus wanita (22/02/2020 pukul 21.15)," tulis Rina dalam keterangan video yang dia unggah.

Dalam video tersebut, seorang perempuan yang berdiri tampak menarik tangan dan menjambak perempuan lain yang duduk di salah satu kursi prioritas di dalam KRL.

Tak hanya itu, perempuan tersebut juga seperti melayangkan tangan ke arah muka penumpang perempuan tersebut.

Baca juga: Viral Seorang Ibu Jambak Wanita Muda di KRL, Ini Kata PT KCI

"Berdiri kamu. Kamu berdiri. Saya ini orangtua," begitu kata perempuan yang menjambak.

Petugas KRL pun segera menjauhkan perempuan tersebut dari perempuan yang dijambak.

Namun tak lama, perempuan itu kembali mendekat dan menjambak lgi.

"Eh, berdiri kau, berdiri nggak kamu, berdiri, itu tidak pantas, kau cacat?" kata perempuan itu sambil menjambak dan berteriak.

"Makanan Ibu juga enggak," timpal perempuan yang dijambak.

Dalam tweet-nya yang lain, Rina menjelaskan, perempuan yang menjambak mulanya kesal terhadap petugas sekuriti yang menegurnya karena menaruh makanan di kursi dan khawatir menghalangi orang lain yang hendak duduk.

Menurut Rina, perempuan itu berkata kepada petugas sekuriti bahwa tidak ada yang duduk di kursi yang dimaksud sehingga dia menaruh makanan di situ.

Perempuan itu kemudian menunjuk wanita yang sedang duduk di seberangnya agar berdiri jika ada orang yang ingin duduk. Sebab, wanita yang ditunjuknya masih muda.

Analisis pengamat sosial dan budaya

Berkaitan dengan kejadian ini, pengamat sosial budaya Endang Mariani angkat bicara.

Dia menyampaikan, dalam analisis Psikologi Sosial dan Budaya, fenomena tersebut dapat dijelaskan dengan teori Frustrasi-Agresi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com