Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas Aneh Dekati Jantung Galaksi Bima Sakti, Mungkinkah Lubang Hitam?

Kompas.com - 17/02/2020, 19:46 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Pergerakan awan gas yang tidak biasa terdeteksi mendekati jantung galaksi Bima Sakti. Astronom menduga ada kaitannya dengan keberadaan lubang hitam.

"Untuk waktu lama, kami bahkan tidak yakin apakah jenis lubang hitam paling sulit dipahami ini ada," ungkap para peneliti seperti melansir Science Alert, Senin (17/2/2020).

Para peneliti yang melacak sejumlah gas yang berada di tengah galaksi Bima Sakti menyimpulkan, awan-awan itu mengorbit pada sebuah benda berukuran 10.000 kali massa Matahari.

Namun, ketika para peneliti coba melihat keberadaan benda tersebut, tidak ditemukan apapun di sana.

Baca juga: Galaksi Terbesar di Jagat Raya Tertangkap Kamera NASA

Penjelasan paling jelas, objek ini adalah lubang hitam yang tidak bergerak dan karena tidak memancarkan radiasi, maka tidak terdeteksi.

Hal ini, kata peneliti, menjadi kandidat kelima di pusat galaksi yang memunculkan bukti bahwa tidak hanya lubang hitam massa yang ada.

Akan tetapi, lubang hitam ini juga berlimpah di jantung galaksi Bima Sakti.

Terdapat berbagai jenis lubang hitam, ada lubang hitam massa bintang yang memiliki massa 100 kali massa Matahari.

Sedangkan lubang hitam terbesar yang dideteksi para peneliti dalam rentang massa ini adalah 62 massa matahari.

Baca juga: Video Simulasi Ini Tunjukkan Hubungan Intim Lubang Hitam dan Galaksi

Lubang hitam ini diciptakan oleh gabungan dua lubang hitam dalam peristiwa gelombang gravitasi GW150914.

Seperti yang diketahui, lubang hitam supermasif, yakni yang menggerakkan galaksi. Lubang hitam ini memiliki massa sekitar 100.000 massa matahari, akan tetapi mereka bisa menjadi sangat besar dengan cara yang belum diketahui.

Lubang hitam yang berada di antara supermasif ini dengan massa antara 1.000 dan 100.000 massa matahari, disebut lubang hitam massa menengah.

Lubang hitam sulit terdeteksi

Kendati demikian, lubang hitam ini juga sama sulitnya untuk dipahami.

Hal ini kemudian menimbulkan pertanyaan di antara para peneliti, "Apakah lubang hitam ini ada?" dan "Jika mereka tidak ada, mengapa?, lalu "Jika memang ada, mengapa kita tidak dapat menemukannya,".

Sebab, lubang hitam tidak memancarkan radiasi yang dapat dideteksi. Para ilmuwan harus kreatif dalam mencari keberadaan lubang hitam tersebut.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau