Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Antiobiotik Baru ini Punya Cara Unik Membunuh Bakteri

Kompas.com - 17/02/2020, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Sci News

KOMPAS.com - Sebuah penelitian menunjukkan dua mikroba antibiotik baru mempunyai mekanisme unik saat membunuh bakteri.

Para peneliti menilai mikroba dari keluarga antibiotik glycopeptide ini mungkin dapat menjadi solusi mengatasi bakteri resisten antibiotik.

Melansir Sci News, Senin (17/2/2020), Beth Culp dan timnya dari McMaster University, Kanada, mencoba melihat pohon keluarga dari anggota glycopeptide yang dikenal.

Para peneliti ini mempelajari gen dari mekanisme resistensi yang kurang diketahui, dengan gagasan, mikroba antibiotik ini mungkin merupakan antibiotik yang menunjukkan cara berbeda untuk menyerang bakteri.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Era Awal Antibiotik dari Cawan Bakteri

"Kami berhipotesa, jika gen yang membuat antibiotik ini berbeda, mungkin cara mereka membunuh bakteri juga berbeda," jelas Culp.

Dalam makalah yang dipublikasikan di jurnal Nature, para peneliti menemukan dua antibiotik glycopeptide, yakni Corbomycin dan Complestatin, memiliki cara membunuh bakteri yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Kedua antibiotik ini menunjukkan mekanisme menyerang dengan menghalangi fungsi dinding sel bakteri.

"Bakteri memiliki dinding di sekitar luar sel yang memberi mereka bentuk dan menjadi sumber kekuatan," ungkap Culp.

Antibiotik seperti Penicillin, kata dia, membunuh bakteri dengan mencegah pembangunan dinding.

Baca juga: 4 Penyebab Munculnya Resistensi Antibiotik

Akan tetapi, kedua bakteri baru ini menunjukkan cara kerja sebaliknya.

Culp menjelaskan kedua glycopeptide baru ini justru mencegah dinding agar tidak rusak. Ini sangat penting bagi sel untuk membelah diri.

"Agar sel tumbuh, sel harus membelah dan mengembang. Jika dinding itu diblokir, itu seperti terperangkap di penjara dan tidak dapat berkembang dan tumbuh," jelas Culp.

Para ilmuwan mengonfirmasi, dinding sel bakteri adalah sasaran bagi kedua antibiotik baru ini dengan menggunakan teknik pencitraan sel.

Pendekatan ini, kata Culp, dapat diterapkan pada antibiotik lain dan diharapkan dapat membantu peneliti menemukan mekanisme aksi yang berbeda.

"Kami menemukan satu antibiotik yang benar-benar baru dalam penelitian ini. Akan tetapi sejak itu, kami telah menemukan beberapa antibiotik lain dalam keluarga yang sama yang memiliki mekanisme baru yang sama," ungkap Culp.

Penelitian ini dilakukan pada tikus yang diberi antibiotik corbomycin dan complestatin.

Penulis menunjukkan kedua antibiotik ini memblokir infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang resisten pada Methicillin (MRSA).

"Antibiotik corbomycin dan complestatin memiliki tingkat perkembangan resistensi yang rendah dan efektif dalam mengurangi beban bakteri dalam model tikus infeksi MRSA kulit," jelas para peneliti.

Baca juga: Studi Terbaru, Bakteri Berubah Bentuk untuk Hindari Antibiotik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau