Makanan yang mengandung protein seperti daging sapi, ikan, ayam, dan kacang – kacangan.
3. Lemak
Untuk lemak, Thomas mengatakan bahwa konsumsi lemak jenuh yang berlebih dapat menggangu sel telur.
Namun, konsumsi asam lemak tak jenuh terutama lemak tak jenuh ganda dapat memperbaiki proses pembentukan sel telur.
"Konsumsi lemak trans juga harus dihindari karena berhubungan dengan resistensi insulin yang lebih tinggi dan dapat menggangu fungsi ovulasi," ungkap dia.
Makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi seperti daging merah, susu dan produk susu yang berlemak tinggi dan makanan berminyak lainnya.
Makanan yang mengandung lemak tak jenuh antara lain alpukat, olive oil, salmon dan kacang-kacangan seperti almon, walnut, hazelnut.
Lemak trans biasanya dijumpai pada makana cepat saji seperti burger, kentang goring, ayam goreng, dan mentega.
Baca juga: Hamil Lebih dari 42 Minggu, Apa Dampaknya?
Dikatakan Thomas, konsumsi mikronutrien juga dapat memengaruhi terjadinya kehamilan.
Mikronutrien merupakan zat gizi (nutrien) yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil.
Meski dalam jumlah kecil, zat gizi tersebut penting untuk menjalankan semua fungsi tubuh, tapi tidak bisa dihasilkan sendiri oleh tubuh. Namun, mikronutrien dapat diperoleh tubuh ketika kita mengonsumsi makanan tertentu.
Dilansir Hello Sehat, kekurangan mikronutrien tertentu dapat mengakibatkan masalah serius bagi kesehatan.
Kategori mikronutrien
Thomas menjelaskan, mikronutrien yang dapat memengaruhi kehamilan adalah asam folat, vitamin D, dan Zat besi.
1. Asam folat
Kadar asam folat yang rendah dihubungkan dengan pembelah sel yang kurang baik, peningkatan kadar stress oksidatif, dan kematian sel.
"Hal-hal tersebut dapat menggangu proses perkembangan sel telur," terang Thomas.
Oleh karena itu penting sekali untuk mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat.