Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Penggunaan Pil KB yang Benar agar Tidak Hamil

Kompas.com - 27/09/2019, 19:36 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Pil kontrasepsi atau pil KB merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling umum digunakan.

Dipaparkan oleh dr Boy Abidin, SpOG (K) dalam acara The Power of Options yang diadakan oleh Bayer di Jakarta, Kamis (26/9/2019), ada tiga fase kontrasepsi yang dialami oleh wanita, yakni fase menunda sebelum usia 20 tahun, fase menjarangkan antara 20-35 tahun dan fase tidak hamil lagi di atas 35 tahun.

Pada ketiga fase ini, pil menjadi satu-satunya metode kontrasepsi yang dipilih secara terus-menerus.

Pasalnya, pil merupakan salah satu metode yang paling efektif dalam mencegah kehamilan. Bahkan bila digunakan secara benar, pil kontrasepsi bisa melindungi dari kehamilan hingga 99 persen.

Baca juga: Kontrasepsi Bukan Cuma Soal Jumlah Anak, Tapi juga Hak Perempuan

Namun, bukan berarti mayoritas perempuan telah mengetahui dan menggunakan pil KB dengan benar.

Salah satu yang paling sering dilanggar adalah waktu meminumnya. Pil kontrasepsi harus diminum pada jam yang sama setiap hari.

"Pil KB (kontrasepsi) itu kan efektifnya 24 jam. Kalau dalam 24 jam itu kadarnya turun. Jadi kalau jam 8 pagi ya jam 8 pagi terus, kalau jam 8 malam ya jam 8 malam terus," ujar dokter Boy.

Dia melanjutkan, kalau dia minumnya telat atau lupa, otak akan mengatakan, 'Oh ini kadarnya kurang', maka otak akan merangsang memproduksi hormon lebih banyak lagi.

Hal ini bisa menimbulkan kehamilan tergantung di bagian siklus menstruasi mana pil kontrasepsi lupa diminum.

Sayangnya, seperti diungkapkan oleh psikolog Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si yang mengutip hasil penelitian Caetano, dkk pada 2019, Najafi-Sharjabad, dkk. pada 2013 dan Bishwajit & Yaya pada 2018; ada 10 alasan ketidakdisiplinan meminum pil kontrasepsi.

Baca juga: Mitos Terbesar tentang Pil KB dan Berat Badan, Bisakah Dipercaya?

10 Alasan itu adalah lupa untuk meminumnya, terlalu sibuk, tidak paham cara menggunakan kontrasepsi, sedang terjadi perubahan besar dalam hidup, sedang berlibur ke negara lain yang jamnya terpaut jauh, dan tidak meletakkan pil di tempat yang mudah diambil.

Lalu, ketiadaan apotik yang menjual pil, anggapan bahwa pil mahal, mengalami KDRT dan budaya yang menghalangi kontrasepsi.

Selain jam minum yang berubah-ubah, kesalahan lain yang sering terjadi dalam penggunaan pil kontrasepsi adalah waktu berhentinya.

Dokter Boy berkata bahwa bila ingin berhenti, maka perempuan harus menyelesaikan satu strip pil KB terlebih dahulu. Berhenti sebelum satu strip selesai akan menyebabkan withdrawal atau gejala putus obat.

"(Gejala putus obat) ini dia akan ada flek, ada pendarahan. Bahkan mungkin bisa terjadi kehamilan. Jadi kalau mau berhenti jangan di tengah-tengah, sebaiknya selesaikan satu strip," kata Boy.

Hal ini berlaku bagi kemasan yang berisi 21 maupun 28 butir pil.

Untuk diketahui, pil kontrasepsi cukup beragam, baik secara dosis maupun kemasan. Namun, kemasan 28 pil sebenarnya sama saja dengan 21 pil, yakni penggunaannya sama-sama mengikuti pola 28 hari.

Pada kemasan 21 pil, perempuan yang telah menyelesaikan satu strip beristirahat selama seminggu untuk memberi waktu tubuh menstruasi sebelum lanjut lagi dengan kemasan yang baru.

Sementara itu, pada kemasan 28 pil, perempuan yang menggunakannya tidak perlu berhenti dahulu dan bisa langsung melanjutkan dengan kemasan baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com