Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stunting Berisiko Anak Jadi Pendek, Kenali Penyebab dan Pencegahannya

Kompas.com - 16/02/2020, 17:04 WIB
Amalia Zhahrina,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Perlu diingat, nutrisi yang diperlukan ibu hamil dan ibu menyusui tentunya berbeda. Saat pertumbuhan janin saat hamil, ibu membutuhkan gizi makro, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak untuk membangun tinggi badan potensial dan kalori untuk membangun berat badan potensial.

Pada kehamilan trimester satu, ibu perlu menambahkan 180 kalori pada makanannya, sementara trimester dua dan tiga membutuhkan tambahan sebanyak 300 kalori.

Sedangkan, ibu menyusui membutuhkan mikronutrien seperti zat besi, asam folat, vitamin A, B2 , B3, B6, C, D, iodium, zinc, dan selenium.

Baca juga: LIPI Kembangkan Produk Pangan Fungsional, Cegah Stunting dan Obesitas

Menurutnya, pemberian ASI ekslusif kepada bayi hingga enam bulan juga dapat mencegah bayi terjangkit stunting. Juwalita mengatakan ASI merupakan makanan emas bagi bayi.

Pemberian MP-ASI yang tepat juga dapat mencegah anak mengalami stunting. Juwalita menjelaskan bahwa MP-ASI diberikan hanya ketika bayi sudah berusia enam hingga 24 bulan. Namun, ASI tetap diberikan tetapi berdasarkan kemauan bayi.

“Karena jika bayi sudah berusia 6 bulan, kebutuhan energi tidak cukup dari ASI saja, oleh sebab itu MP-ASI harus diberi salah satu kriterianya adalah tepat waktu, artinya ya 6 bulan, jangan lebih dan jangan kurang” tegas Juwalita.

Baca juga: Asupan Protein Hewani yang Optimal Turunkan Angka Stunting

Selain gizi Ibu dan bayi, membuat atau memperbaiki jadwal makan juga sangat efektif mencegah atau menangani anak terjangkit stunting.

“Yang terbaru, saya nanganin anak usia 3 tahun, dia stunting. Gizinya kurang belum sampai gizi buruk, setahun saya perbaiki tidak pakai obat apa-apa hanya tambah suplementasi aja. Untungnya anak ini dalam satu tahun bisa naik 9 cm, berat badannya naik cuma 4 kilo, tapi akhirnya dia udah bisa memiliki berat badan normal. Sudah ga gizi kurang lagi hanya dengan memperbaiki jadwal makan," paparnya.

Juwalita juga mengatakan bahwa benefit yang juga didapatkan dalam membuat jadwal makan adalah anak memahami rasa lapar dan kenyang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com