Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Gas Air Mata, dari Sejarah, Mitos Odol, hingga Efek Bahayanya

Kompas.com - 01/10/2019, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Alih-alih menggunakan gas air mata, Florence menyarankan untuk menggunakan kacamata pelindung sebagai upaya pencegahan.

Namun jika tembakan gas air mata terlanjur mengenai mata, segera bersihkan dengan air bersih seperti air mineral.

"Mata dan seluruh wajah (disiram air bersih). Jadi daripada bawa odol, lebih baik bawa air mineral," papar Florence.

Baca selengkapnya: Demonstran, Ini Penanganan Pertama Jika Terkena Gas Air Mata

5. Gas air mata kadaluarsa tak bikin mata makin perih

Dalam unjuk rasa di depan gedung DPR Rabu (25/9/2019), beredar foto yang menunjukkan selongsong gas air mata kadaluarsa.

Foto ini sempat membuat gaduh di Twitter dan banyak warganet mempertanyakan apakah hal ini berbahaya bagi kesehatan.

Peneliti dan dosen toksikologi dari Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (UI) Budiawan menerangkan, bila suatu bahan kimia kadaluarsa artinya fungsi atau manfaat utama dari zat tersebut telah mengalami perubahan.

"Bahan kimia jika kadaluarsa artinya fungsi atau manfaat utama dari zat tersebut telah mengalami perubahan atau oksidasi. Artinya, efektivitas atau manfaatnya berkurang," kata Budiawan kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Rabu (25/9/2019).

Oleh sebab itu Budiawan memastikan, gas air mata yang sudah kadaluarsa semestinya tidak lebih perih karena zat kimianya sudah mengalami perubahan karena teroksidasi secara kimiawi.

Baca selengkapnya: Viral Foto Gas Air Mata Kadaluarsa, Benarkah Bikin Mata Lebih Perih?

6. Efek gas air mata tidak permanen

Dilansir Gizmodo, 14 Agustus 2014, gas air mata dirancang untuk dirasakan dalam waktu singkat, dan akan hilang tanpa efek permanen.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Toxicological Reviews pada 2013 mencapai konklusi bahwa "tidak ada bukti kalau individu yang sehat akan mengalami efek kesehatan jangka panjang dari paparan CS (senyawa 2-chlorobenzalmalononitrile dalam gas air mata) di ruang terbuka".

Dalam beberapa kasus, paparan gas air mata berlebih dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan bila terkena mata bisa menyebabkan kebutaan.

Untuk orang yang mengidap asma, gas air mata dapat memicu gangguan pernapasan.

Sumber: Kompas.com (Kristian Erdianto, Jimmy Ramadhan Azhari, Sri Anindiati Nursastri, Dandy Bayu Bramasta, Resa Eka Ayu Sartika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com