KOMPAS.com - Demo mahasiswa di depan Gedung DPR yang terjadi Selasa (24/9/2019) berakhir ricuh. Untuk menghalau para mahasiswa, polisi pun menembakkan gas air mata.
Akibat terkena gas air mata, sejumlah mahasiswa pun berjatuhan. Mereka mengeluhkan sesak napas, batuk, lemas dan pusing.
Tidak hanya mahasiswa, warga pun terkena dampak dari gas air mata yang terbawa angin dan ditembakkan langsung di sekitar area perumahan mereka.
Pada dini hari (25/9/2019), misalnya, Kompas.com melaporkan bahwa gas air mata dilepaskan tepat di depan gerbang besar Gedung II Kompas Gramedia dan membuat warga dan wartawan yang berada di depan kantor berhamburan.
Baca juga: Sejarah Gas Air Mata, Jadi Senjata Sejak Perang Dunia I
Seperti dilaporkan oleh Kompas.com Sains, Selasa (24/9/2019), pasta gigi tidak bisa digunakan untuk mencegah efek dari gas air mata. Pengaplikasiannya hanya dapat mendinginkan area sekitar mata, tetapi malah berisiko masuk ke mata dan menimbulkan efek buruk.
Dilansir dari situs International News Safety Institute, daripada menggunakan pasta gigi, cara yang paling tepat untuk melindungi diri dari paparan gas air mata adalah dengan menggunakan masker gas atau respirator.
Respirator terdiri dari masker karet dengan cartridge atau canister dan filter di sampingnya yang membersihkan polusi dari udara yang dihirup.
Opsi terbaik kedua setelah respirator adalah escape hood. Ini merupakan alat keselamatan yang bisa menfilter udara dan biasanya digunakan ketika terjadi kebakaran atau kecelakaan emisi bahan kimia.
Sebaliknya, ada beberapa mitos yang dipercaya dapat mencegah efek dari gas air mata, tetapi nyatanya sia-sia, seperti mengoleskan pasta gigi di bawah mata. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Menutup hidung dan mulut dengan kain yang direndam cuka apel atau jus lemon
Asam yang terdapat dalam cuka atau jus lemon tidak cukup atau bahkan sama sekali tidak melindungi dari efek gas air mata.
2. Menutup mulut dengan kain basah
Banyak gas air mata yang sebetulnya berbentuk kristal dan bukan gas. Hal ini bisa bereaksi dengan air dan menjadi aktif kembali sehingga efek gas air mata malah jadi lebih lama.
3. Menutup hidung dengan kain basah yang dilapisi bubuk arang
Sejauh ini, belum ada bukti yang mendukung efektifitas metode ini.
Untuk penanganan pertama yang tepat bila terpapas gas air mata, Anda bisa membacanya di sini: Demonstran, Ini Penanganan Pertama Jika Terkena Gas Air Mata
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.