Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dianggap Sama, Apa Beda SARS dan Virus Corona dari Wuhan?

Kompas.com - 24/01/2020, 13:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Virus corona jenis baru atau pneumonia Wuhan awalnya dianggap sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Namun, apa perbedaan Virus yang secara resmi disebut 2019-nCoV dengan SARS itu?

Apa itu SARS?

SARS coronavirus (SARS-CoV) diidentifikasi pertama kali pada 2003.

Dilansir WHO, SARS kemungkinan besar berasal dari hewan kelelawar yang menyebar ke hewan lain, seperti luwak. Selain hewan, SARS juga dapat menular ke manusia.

Virus ini pertama kali diidentifikasi menyerang manusia pada 2002, tepatnya warga yang tinggal di Provinsi Guangdong, China.

Epidemi SARS memengaruhi 26 negara dan terdapat lebih dari 8.000 kasus pada 2003.

Baca juga: Penelitian Terbaru: Virus SARS Berasal dari Kelelawar Sepatu Kuda

Sejak itu, sejumlah kecil kasus muncul akibat dari kecelakaan di laboratorium dan juga melalui penularan dari hewan ke manusia.

Transmisi SARS-CoV terutama dari manusia ke manusia muncul dalam minggu kedua munculnya wabah. Ini sesuai dengan puncak ekskresi virus dalam sekresi pernapasan dan tinja, dan ketika kasus dengan penyakit parah mulai memburuk secara klinis.

Sebagian besar kasus penularan dari manusia ke manusia terjadi dalam pengaturan perawatan kesehatan, tanpa adanya tindakan pencegahan pengendalian infeksi yang memadai.

Penerapan praktik pengendalian infeksi yang tepat akhirnya mengakhiri wabah SARS secara global.

Gejala SARS

Gejala SARS mirip dengan influenza. Ini termasuk demam, malaise, mialgia, sakit kepala, diare, dan menggigil.

Tidak ada gejala atau kelompok gejala individual yang terbukti spesifik untuk diagnosis SARS.

Meski demam adalah gejala yang paling sering dilaporkan, kadang-kadang hal ini tidak ditemukan pada pemeriksaan awal, terutama pada pasien usia lanjut atau pasien yang mengalami imunosupresi.

Batuk (awalnya kering), sesak napas, dan diare muncul pada minggu pertama atau kedua penyakit. Kasus yang parah sering berevolusi dengan cepat, berkembang menjadi gangguan pernapasan yang membutuhkan perawatan intensif.

Baca juga: Virus Corona China, Kenali Gejala hingga Tips Mencegahnya

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com