Oleh Dhoni Zustiyantoro
KASUS “Keraton Agung Sejagat” di Purworejo, Jawa Tengah, membuat geger masyarakat.
Kasus ini bermula dari klaim sepihak dua orang bernama Toto Santoso dan Fanni Aminadia yang mengatakan mereka adalah “raja” dan “permaisuri” dari “Keraton Agung Sejagat”, sebuah kerajaan penerus Majapahit. Mereka merekrut ratusan anggota dan meminta iuran jutaan rupiah per bulan untuk melakukan ritual dan kirab budaya.
Meski pihak kepolisian sudah menangkap Toto dan Fanni atas tuduhan tindak pidana penipuan dan kedua orang itu juga mengakui kejahatan mereka, pelbagai informasi yang telanjur ramai di media berpotensi membuat masyarakat sinis terhadap aktivitas kebudayaan Jawa tradisional.
Kamus Besar Bahasa Indonesia daring menjelaskan sikap sinis sebagai perilaku mengejek dan memandang rendah atau sikap yang membuat orang tidak bisa melihat suatu kebaikan apa pun dan meragukan sifat baik yang ada pada sesuatu.
Rasa sinis yang muncul pada masyarakat tersebut dapat mengancam kewibawaan keraton dan pengaruh budaya Jawa tradisional yang selama ini menjadi simbolisasi dari nilai budaya yang adiluhung, yang diyakini penting nilainya bagi masyarakat Jawa.
Sinisme tak bisa dilepaskan dari teori persepsi.
Menurut teori psikologi Gestalt, yang dicetuskan oleh tiga ahli psikologi asal Eropa Max Wertheimer, Kurt Koffka, dan Wolfgang Kohler pada abad ke-19, manusia membaca makna bentuk pada sebuah simbol sebagai representasi atas suatu hal sebagai suatu kesatuan dan tidak mampu membedakannya bagian per bagian.
Perilaku sinis terhadap simbol-simbol penting dalam kebudayaan Jawa seperti keraton, kostum, senjata, singgasana raja, kuda, ritual, prasasti, dan pendapa dapat muncul ketika masyarakat melihatnya juga sebagai representasi dari kebudayaan yang “palsu dan menipu” dari kasus “Keraton Agung Sejagat”.
Padahal, simbol-simbol tersebut bernilai sakral buat masyarakat Jawa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.