KOMPAS.com – Usai kebakaran hutan yang disebut-sebut terbesar sepanjang sejarah, Australia mulai dituruni hujan. Termasuk di wilayah Sydney dan sekitarnya.
“Kami menyampaikan pesan peringatan kepada warga, udara lembap usai hari-hari panas adalah waktu terbaik untuk funnel-web spider menetas,” tutur Australian Reptile Park seperti dikutip dari Science Alert, Jumat (24/1/2020).
Australia adalah rumah bagi setidaknya 40 jenis funnel web-spider. Salah satu jenisnya merupakan laba-laba berbisa yang sangat berbahaya, yaitu Atrax robustus.
Baca juga: Misi Rahasia Damkar Australia Selamatkan “Pohon Dinosaurus” Langka dari Kebakaran
Atrax robustus merupakan hewan endemik Australia bagian timur, dan dikenal sebagai Sydney funnel-web spider.
Tiap tahun, ketika udara menjadi lembap, hewan inverterbrata ini bertelur dan menetaskan telurnya di dalam tanah.
Laba-laba jantan memiliki bisa enam kali lebih mematikan dibanding betina. Jenis inilah yang harus diwaspadai masyarakat Australia.
Australian Reptile Park telah mengembangkan anti-venom untuk funnel-web spider sejak 1980. Untuk membuat anti-venom ini, ilmuwan mengekstraksi “saripati” laba-laba jantan dan menyuntikkannya pada kelinci.
Antibodi dari mamalia tersebutlah yang kemudian menjadi anti-venom yang bisa digunakan untuk menyelamatkan ratusan nyawa manusia.
Tiap tahun, ada sekitar 30-40 kasus digigit laba-laba yang dilaporkan.
Baca juga: Ketika Racun Laba-laba Mematikan Jadi Penyelamat Nyawa Penderita Stroke
Australia Reptile Park menjelaskan mudahnya menangkap laba-laba ini menggunakan toples, dengan jarak aman sekitar 20 sentimeter. Ketika laba-laba masuk dalam toples, masukkan kapas basah untuk laba-laba bisa minum dan bawalah ke drop zone di Sydney.
“Hanya dengan berdonasi ke Reptile Park, Anda berkontribusi untuk menyelamatkan nyawa orang lain,” tutur Australian Reptile Park.
Jika tergigit funnel-web spider, baiknya Anda harus langsung mendatangi rumah sakit untuk diberikan anti-venom.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.