KOMPAS.com – National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengidentifikasi adanya asteroid yang mendekati Bumi dengan kecepatan sekitar 32.000 Km/ jam.
Dengan kecepatan ini, asteroid tersebut diperkirakan akan melintas dengan jarak yang sangat dekat dengan Bumi pada 29 April 2020.
Mengutip Express.co.uk, Selasa (3/3/20200), nama asteroid tersebut adalah 1998 OR2 dengan diameter antara 1,5 – 4,1 km.
“Batu luar angkasa” ini ditemukan mengorbit Matahari pada 1987. NASA mengonfirmasi orbit asteroid ini pada 30 Juni 1987.
Para astronom telah menetapkan asteroid ini sebagai Near-Earth Object (NEO) berstatus potentially hazardous (potensi bahaya).
Baca juga: Kepunahan Dinosaurus Dipicu Asteroid Berkekuatan 10 Miliar Bom Atom
Pada jarak terdekat, asteroid ini akan mendekati Bumi pada jarak 0,04205 unit astronomi. Satu unit astronomi adalah jarak rata-rata dari Bumi ke Matahari, yaitu 93 juta mil (149,6 juta kilometer).
Dengan begitu, asteroid 1998 OR2 akan mendekati Bumi dengan jarak hanya 3,9 juta mil (6,29 juta kilometer) pada 29 April 2020.
Dengan kata lain, asteroid ini akan berpapasan dengan Bumi dengan jarak 16,36 kali jarak antara Bumi dengan Bulan.
Baca juga: Asteroid yang Jatuh di Gunung Berapi Asia Tenggara
“Ada beberapa asteroid yang memiliki probabilitas rendah menabrak Bumi dalam puluhan atau ratusan tahun mendatang. Misalnya, salah satu asteroid dengan probabilitas tinggi adalah 2000 SG344 yang memiliki diameter 34 meter. Asteroid ini memiliki kemungkinan 1 : 1100 untuk menabrak Bumi pada 2071,” tutur Dr Bruce Betts dari International Group of Astronomers.
Namun, Betts menekankan, hal ini berdasarkan observasi asteroid yang masih memiliki kemungkinan-kemungkinan lainnya.
Menurut Planetary Society, sebuah asteroid dengan panjang lebih dari 1 kilometer berpotensi besar terhadap kehancuran secara global.
Para astronom memperkirakan obyek langit seperti ini memiliki kemungkinan 1 : 50.000 untuk menabrak Bumi setiap 100 tahun.
“Meski begitu asteroid kecil dengan panjang beberapa meter kerap menabrak Bumi, dan terbakar pada atmosfer sehingga kerusakan di Bumi minim,” tutur Betts.
Baca juga: Kawah Bekas Benturan Asteroid 2,2 Miliar Tahun Lalu Ditemukan di Australia
Asteroid Chelyabinsk misalnya, dengan panjang 20 meter, menabrak Bumi pada 2013 dan menghasilkan shock waves serta kerusakan.
“Asteroid Tunguska yang menabrak Siberia pada 1908 memiliki panjang 40 meter, bisa menghancurkan satu kota dan menyebabkan tsunami,” lanjut Betts.
Baca juga: Studi: Manusia Merusak Siklus Karbon Bumi Lebih Parah dari Asteroid
National Near-Earth Object Preparedness Strategy menyebutkan bahwa obyek yang mendekati atau lebih besar dari 1 kilometer bisa menyebabkan kerusakan secara global. “Mereka (obyek langit) bisa menyebabkan gempa, tsunami, atau efek sekunder lainnya yang berpengaruh di luar area yang terdampak.”
Sebagai perbandingan, asteroid yang dipercaya menghancurkan kehidupan dinosaurus di masa lampau memiliki diameter 10 km.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.