KOMPAS.com - 66 juta tahun lalu, reptil raksasa dan berbagai jenis dinosaurus menguasai Bumi.
Ada raksasa herbivora dengan panjang 40 meter berjalan di darat, laut dipenuhi monster leviatan bertaring, dan langit dinavigasi oleh burung raksasa yang ukurannya jauh lebih besar dari burung manapun yang pernah kita lihat.
Jejak sejarah mencatat, kehidupan yang berjaya selama 180 juta tahun itu hancur lebur karena hantaman asteroid di semenanjung Yucatan di Meksiko.
Para ilmuwan berteori, kekuatan asteroid itu setara dengan 10 miliar bom atom yang digunakan dalam Perang Dunia II.
Baca juga: 3 Asteroid Melintasi Bumi Hari Ini, Terdekat Sepanjang Sejarah
Saat itu juga, ribuan mil bumi hangus terbakar, tsunami menjulang tinggi menelan daratan, dan ledakan belerang menutupi atmosfer hingga menghalangi sinar matahari.
Ketika Bumi gelap karena tak ada sinar matahari, pendinginan global berlangsung selama beberapa waktu, puncak bencana yang menghancurkan era dinosaurus.
Namun, apakah skenario yang dibuat sebagian besar ilmuwan di masa lalu itu benar terjadi?
Banyak ilmuwan modern yang mencoba membuktikan teori tersebut.
Salah satu yang sedang ramai dibicarakan saat ini adalah hasil riset ilmuwan University of Texas di Austin. Mereka berhasil mengkonfirmasi teori tersebut dengan sampel batuan pertama yang mengisi kawah hasil tabrakan asteroid, 24 jam setelah benda langit mengantam Bumi.
Diberitakan The Independent, Senin (9/9/2019), sampel kawah inti positif mengandung arang dan tumpukan batu yang dibawa saat arus balik tsunami. Namun belerang tidak ada.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan