Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GERD Bisa Terjadi pada Bayi dan Anak-anak, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 28/02/2020, 17:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Refluks Gasroesofageal (GERD) merupakan kondisi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan (esophagus).

GERD mengakibatkan rasa seolah terbakar di dada dan kerongkongan, karena lapisan kerongkongan mengalami iritasi.

Tak hanya orang dewasa, bayi dan anak kecil juga bisa mengalami GERD. Hal itu disebutkan oleh Dokter Spesialis Anak sekaligus Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Frieda Handayani K.,Sp.A(K).

Baca juga: Ashraf Sinclair Meninggal, Bagaimana Bedakan GERD dengan Penyakit Jantung?

“GERD terjadi karena adanya aliran balik dari lambung ke atas (kerongkongan). Pada bayi, hal ini terjadi karena otot pada ujung kerongkongan belum cukup kuat,” tutur Frieda saat media gathering RSPI di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

 

GERD pada bayi, lanjut Frieda, akan berkurang seiring waktu karena otot kerongkongannya akan semakin kuat. Selain bayi, GERD juga bisa terjadi pada anak-anak.

“GERD pada anak terjadi karena adanya tekanan dari bawah kerongkongan atau otot kerongkongan yang melemah,” tambah Frieda.

Baca juga: GERD, dari Penyebab, Gejala hingga Penanganan

Jika terjadi pada anak, orangtua harus memikirkan kemungkinan adanya intoleransi makanan, eosinophilic esophagitis (inflamasi yang terjadi pada esophagus), serta kelainan anatomi lambung.

“GERD pada anak bisa terjadi karena kebanyakan produk susu misalnya, sehingga gas dari lambung naik ke atas. Atau kurangnya aktivitas fisik, sehingga otot-otot organnya tidak kuat,” tambah Frieda.

Gejala GERD

GERD memiliki beberapa gejala antara lain:

- Panas di bagian atas dada (heartburn)
- Sakit menelan
- Sering batuk, serak, atau mengi
- Bersendawa berlebihan
- Mual
- Asam lambung terasa di tenggorokan
- Gejala refluks memberat bila berbarng

Penanganan GERD

Beberapa hal yang bisa dilakukan jika anak terkena GERD antara lain:

- Tinggikan kepala anak
- Posisi kepala tegak 2 jam setelah makan
- Small portion but frequent feeding (makan sedikit tapi sering)
- Tidak memberikan makanan yang terlalu banyak
- Batasi minuman bersoda, makanan berlemak dan gorengan, kafein
- Olahraga teratur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau