Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2019, 08:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

KOMPAS.com - Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kelainan sistem pencernaan yang mempengaruhi kinerja otot kerongkongan bagian bawah (otot LES).

Kebanyakan orang, termasuk wanita hamil, menderita dada terbakar (heartburn) atau gangguan pencernaan yang disebabkan oleh penyakit ini. Para dokter mempercayai bahwa beberapa orang terkena GERD karena kondisi yang disebut hernia hiatal.

Hernia hiatal merupakan kondisi di mana bagian atas lambung masuk ke rongga dada. Lambung yang seharusnya di rongga perut, menonjol ke atas melalui celah di otot diafragma, yaitu otot yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai GERD, seperti dilansir dari laman Webmd.

Penyebab

Penyebab dari penyakit GERD adalah asam lambung yang naik ke otot kerongkongan. Hal ini terjadi karena otot LES yang melemah. Sebagian besar dokter juga percaya bahwa hernia hiatal juga dapat melemahkan otot LES dan menyebabkan penyakit GERD.

Faktor Risiko

GERD dapat menyerang siapa saja. Namun, orang yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) dan wanita hamil lebih berisiko terkena penyakit GERD. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat juga memicu terjadinya penyakit ini.

Gejala

Gejala umum yang dialami penderita GERD adalah dada sensasi terbakar di dada (heartburn). Rasa terbakar ini terasa dari tulang dada hingga leher dan tenggorokan.

Banyak orang yang mengatakan rasanya seperti makanan yang “naik” kembali ke dalam mulut dan meninggalkan rasa asam atau pahit di lidah.

Rasa terbakar, tertekan, atau sakit dari heartburn dapat terjadi selama kurang lebih dua jam dan biasanya dapat memburuk setelah makan. Berbaring atau membungkuk juga dapat menyebabkan heartburn semakin parah.

Banyak orang memulihkan hearburn dengan berdiri dan meminum antasida (anti asam lambung) untuk membersihkan asam dari kerongkongan.

Diagnosis

Diagnosis yang dapat dilakukan oleh penderita GERD adalah sebagai berikut:

  • Gastroskopi (endoskopi saluran pencernaan bagian atas). Pada tahap ini, dokter akan memasukkan selang kecil, tipis, dan dilengkapi dengan kamera (endoskopi) untuk memeriksa keronkongan serta perut. Hasil tes ini dapat menjadi normal ketika adanya refluks, namun terkadang endoskopi ini juga  
  • Pemeriksaan pH kerongkongan. Diagnosis untuk tahap ini adalah, monitor ditempatkan di kerongkongan untuk mengidentifikasi kapan dan berapa lama asam lambung muncul kembali ke sana (kerongkongan). Monitor ini tersambung dengan detektor kecil yang digunakan di sekitar dada atau kabel di sekitar bahu.
  • Manometri. Tes ini mengukur ritme kontraksi otot ketika Anda menelan makanan. Manometri juga mengukur seberapa kuat otot pada kerongkongan Anda.
  • Foto rontgen atau X-ray. Foto x-ray akan diambil setelah Anda mengonsumsi air berkapur yang melapisi saluran pencernaan. Lapisan ini akan memudahkan dokter untuk melihat siluet dari kerongkongan, lambung, dan usus bagian atas.

Penanganan

Pengobatan yang disarankan untuk penderita GERD adalah:

  • Obat untuk menetralisir asam lambung seperti antasida.
  • Obat untuk mengurangi produksi asam lambung (biasa disebut dengan H2 blocker) seperti nizatidine, cimetidine, dan famotidine.
  • Obat untuk menghentikan produksi asam lambung dan memulihkan kerongkongan (proton pump inhibitors) seperti lansoprazole dan omeprazole.

Operasi atau pembedahan dilakukan apabila GERD yang diderita sudah akut. Pembedahan dapat dilakukan melalui dua prosedur

  1. Fundoplikasi. Dokter akan membungkus bagian bawah kerongkongan untuk mencegah terjadinya refluks.
  2. Perangkat LINX. Perangkat yang berbentuk manik-manik logam kecil yang berfungsi untuk melilit perut dan kerongkongan untuk mencegah terjadinya refluks. Namun, kelemahan dari perangkat ini adalah tidak dapat membatasi makanan yang masuk melalui mulut.

Selain pengobatan, berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko GERD terjadi kembali:

  • Mengurangi porsi makan. Anda dapat mengonsultasikannya dengan ahli gizi terdekat.
  • Hindari tidur setelah makan karena dapat memperparah asam lambung naik ke kerongkongan.
  • Berhenti merokok.
  • Meninggikan bantal kepala ketika tidur untuk meredakan heartburn.
  • Mengurangi makanan-makanan yang melemahkan otot LES, seperti coklat, kopi, dan minuman beralkohol
  • Mengatur pola makan dan gaya hidup menjadi lebih sehat. (Hana Nushratu)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau