Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ahli Berpacu Temukan Hewan yang Jadi Sumber Penyebar Virus Corona

Kompas.com - 27/02/2020, 08:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Misalnya Ebola, HIV, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), dan kini virus corona.

"Jika kita paham faktor-faktor yang mendatangkan risiko, kita bisa mencegah hal ini terjadi tanpa harus membawa pengaruh buruk kepada hewan liar," kata Prof Cunningham.

Para pegiat lingkungan kepayahan meyakinkan bahwa sekalipun kelelawar membawa banyak virus, mereka juga amat penting bagi kelangsungan ekosistem.

"Kelelawar pemakan serangga, makan serangga dalam jumlah banyak seperti nyamuk dan hama pertanian. Kelelawar buah melakukan penyilangan pohon dan penyebaran bibit," katanya.

"Penting sekali spesies-spesies ini tidak dibunuh dengan alasan keliru untuk 'mengendalikan penyakit'," katanya.

Sesudah wabah SARS pada tahun 2002-2003 yang disebabkan oleh virus corona yang sangat mirip ada larangan sementara terhadap pasar hewan liar.

Namun, dengan cepat pasar seperti itu muncul lagi di seluruh China, Vietnam, dan bagian-bagian lain Asia Tenggara.

China kini kembali melarang jual beli hewan liar, yang sering dipakai untuk makanan dan obat tradisional. Ada laporan bahwa larangan ini akan dibuat permanen.

Baca juga: Belajar dari Virus Corona, Mungkinkah Sampel dari Mars Dibawa ke Bumi?

Kita memang belum tahu secara pasti bagaimana dan di mana penyakit mematikan ini melompat ke manusia, tetapi Prof Diana Bell dari University of East Anglia, Inggris, mengatakan, kita bisa mencegah terjadinya peristiwa sejenis.

"Kita mengumpulkan segala jenis hewan dari berbagai negara, berbagai habitat, dengan cara hidup masing-masing yang berbeda. Baik itu hewan air, hewan pohon, dan seterusnya. Lalu mencampurkan mereka jadi satu. Kita harus berhenti melakukan hal seperti ini".

Prof Jones mengatakan, peningkatan penyakit menular dari hewan liar bisa jadi disebabkan meningkatnya kemampuan kita untuk mendeteksinya, saling terhubungnya manusia dengan hewan liar, atau lebih banyak terjadinya pendudukan alam liar oleh manusia.

Maka, terjadilah perubahan lanskap dan kontak dengan virus baru yang tak dikenali sebelumnya oleh populasi manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau