Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Virus Corona, Mungkinkah Sampel dari Mars Dibawa ke Bumi?

Kompas.com - 26/02/2020, 17:33 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber SPACE.COM

KOMPAS.com - Virus corona SARS-CoV-2 yang mewabah dari China hingga ke seluruh dunia, memberikan inspirasi menarik bagi ilmuwan dalam misi kehidupan di planet Mars.

Kelompok kesehatan masyarakat, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan U.S. Centers for Disease Control and Prevention masih terus mempelajari virus corona yang kali pertama muncul di kota Wuhan, China pada akhir 2019 lalu.

Para peneliti ini terus memantau penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut dan meneliti cara-cara potensial untuk menghentikannya.

Namun, apa yang bisa dipelajari dari virus corona?

Mungkinkah membawa sampel tertentu dari planet merah ini ke Bumi, dan seperti apakah dampaknya?

Baca juga: WHO: Status Virus Corona Berpotensi Naik dari Epidemik Jadi Pandemik

Melansir Space, Rabu (26/2/2020), Carl Sagan, astronom Amerika Serikat memberikan pandangan tentang patogen Mars dari bukunya The Cosmic Connection - An Extraterrestrial Perspective yang diterbitkan pada tahun 1973.

Patogen, yakni agen biologis atau penyebab infeksi yang dapat menimbulkan penyakit atau masalah kesehatan lainnya.

"Justru karena Mars memiliki lingkungan yang berpotensi biologis yang besar, ada kemungkinan di planet ini ada patogen, organisme yang mungkin dapat melakukan kerusakan biologis yang besar, yakni wabah Mars," ungkap tulisnya.

Di satu sisi, kita dapat berargumen bahwa organisme Mars tidak dapat menyebabkan masalah serius pada organisme darat.

Baca juga: Pentingnya Mencari Orang Pertama yang Memicu Wabah Virus Corona

Sebab, belum ada kontak biologis selama 4,5 miliar tahun, antara organisme Mars.

Di sisi lain, ada argumen sebaiknya organisme Bumi tidak berevolusi melawan potensi patogen Mars. Karena kemungkinan infeksi itu sangat kecil, tetapi berbahaya, jika itu terjadi, tentu sangat tinggi.

Namun, bagaimana jika interaksi itu terjadi?

"Saya pikir itu mungkin instruktif untuk mempertimbangkan iklim kepedulian yang menyertai situasi saat ini dengan virus corona," jelas John Rummel, seorang ilmuwan senior di SETI Institute di California.

Sebagai contoh, tes diagnostik yang tersedia untuk virus corona saat ini tidak sepenuhnya akurat. Diperlukan lebih dari satu minggu setelah infeksi untuk gejala berkembang.

Sementara infeksi terestrial mungkin dibatasi oleh perubahan musim, itu tidak selalu berlaku untuk vektor penyakit asing.

"Saya pikir tantangan untuk aktivitas pengembalian sampel Mars adalah bersikap terbuka tentang tindakan pencegahan yang diambil dalam menghadapi ketidaktahuan, yang kita miliki ketika kita membahas kehidupan di Mars," kata Rummel..

Baca juga: Sedang Wabah Virus Corona, China Tetap Luncurkan Roket ke Luar Angkasa

 

Melindungi Bumi dari epidemi baru

Rummel mengatakan para ilmuwan memiliki berbagai pemikiran untuk mengangkut sampel Mars kembali ke planet Bumi.

Namun pendekatan terencana dan penuh kehati-hatian, berdasarkan pada pengurungan yang ketat dan pengujian untuk kehidupan dan biohazard, kompatibel dengan potensi untuk menemukan kehidupan dalam sampel.

Atau di tempat lain di Mars dengan cara lain, karena masih memungkinkan sampel dikembalikan. Dia menambahkan jika seseorang menemukan kehidupan dalam sampel, ia memiliki peluang bagus untuk dapat mempelajarinya dalam penahanan.

"Kelemahan dari pendekatan ini adalah itu lebih mahal (dalam hal membangun fasilitas penahanan), di muka, daripada mengabaikan kehidupan di Mars," jelas Rummel.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau