Akan tetapi, Dwikorita juga mengatakan jumlah akumulasi curah hujan di wilayah hulu relatif lebih tinggi mencapai 1,3 kali dibandingkan dengan wilayah hilir.
Seharusnya, kata dia, tata kelola air harus mampu menyimpan atau menahan air lebih lama di wilayah hulu.
"Tren curah hujan ekstrem lebih dominan di wilayah hilir, maka sistem hidrotik infrastruktur bangunan air perlu lebih diperkuat di wilayah tersebut," ujar dia.
Pengelolaan banjir harus sejalan dengan pengelolaan kekeringan untuk menjaga ketahanan air pada saat musim kemarau.
Baca juga: Terinspirasi Mangrove, Alat ini Mungkin Bisa Jadi Solusi Hadapi Banjir
Untuk diketahui, BMKG memprediksikan potensi cuaca ekstrem di zona musim (ZOM) hujan Indonesia masih dapat terjadi hingga periode Maret mendatang, termasuk di wilayah Jabodetabek.
BMKG juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan.
Dampak cuaca ekstrem dan hujan lebat ini seperti banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.