Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Mandi Sekelompok Kuda Nil Cemari Danau Kolombia, Kok Bisa?

Kompas.com - 17/02/2020, 17:32 WIB
Amalia Zhahrina,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Terlebih lagi, saat tubuh besar kuda nil bergerak, mereka dapat mengubah lingkungan dengan cara menciptakan saluran atau wadah yang membuat lebih banyak air berkumpul.

"Itu dapat membuat hidup lebih sulit bagi tumbuhan dan hewan yang telah beradaptasi dengan ekosistem tanpa mamalia besar dan bergigi," tulis Hester.

Shurin mencatat bahwa perbedaan yang dia amati antara danau dan kuda nil adalah "terukur, tetapi tidak dramatis."

Jumlah dan variasi invertebrata atau zooplankton tampaknya belum terpengaruh. Namun, itu mungkin berubah saat hewan terus bertambah banyak.

Shurin juga mengungkapkan bahwa jika dibiarkan berkembang biak tanpa pengawasan, kemungkinan ada ribuan kuda nil dalam beberapa dekade mendatang.

Baca juga: Buasnya Kuda Nil, Gigitannya Sudah Banyak Membunuh Manusia

"Efek dari kuda nil pada lingkungan perairan yang kami amati menunjukkan bahwa pertumbuhan populasi yang berkelanjutan merupakan ancaman terhadap kualitas air di danau dan sungai ketika mereka memperluas jangkauan mereka di seluruh DAS Magdalena Medio dan berpotensi menjajah wilayah baru di lereng Karibia Kolombia," dia dan rekan-rekannya menulis dalam studi baru.

Oleh karena itu, tindakan yang harus dilakukan pada kuda nil adalah mensterilkan mereka, menangkap dan memindahkan mereka, atau pilihan paling buruk membunuh mereka.

Namun, Shurin mengatakan pilihan membunuh bukanlah hal yang tepat karena banyak wisatawan menyukai kuda nil.

Tetapi mempermasalahkan makhluk yang mudah menguap sehingga mereka dapat dipindahkan atau dikebiri itu menantang, berbahaya, dan mahal.

Proses memindahkan satu kuda nil remaja ke kebun binatang Kolombia pada tahun 2018 menelan biaya sekitar 4.500 dollar AS atau sekitar Rp 61,5 juta, lapor National Geographic.

"Studi ini menunjukkan bahwa ada beberapa urgensi untuk memutuskan apa yang harus dilakukan tentang mereka" katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau