Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Mandi Sekelompok Kuda Nil Cemari Danau Kolombia, Kok Bisa?

Kompas.com - 17/02/2020, 17:32 WIB
Amalia Zhahrina,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Studi teranyar mengungkap, populasi kuda nil yang tinggal di danau buatan dan Sungai Magdalena, Hacienda Nápoles telah mencemari perairan Kolombia karena kebiasaan mandi mereka.

Populasi kuda nil yang berjumlah 65 sampai 80 ekor itu juga disebut menimbulkan masalah bagi ekosistem perairan Kolombia. Lebih tepatnya, lingkungan tercemari akibat kotoran kuda nil.

Menurut ahli biologi di University of California, San Diego Jonathan Shurin, pencemaran lingkungan disebabkan oleh kebiasaan kuda nil.

Hewan dengan nama ilmiah Hippopotamus, akan pergi ke daratan untuk makan. Setelah selesai makan, mereka akan kembali lagi ke air sepanjang hari. Di sanalah kuda nil membuang kotoran mereka.

Baca juga: Serba Serbi Hewan, Bertubuh Besar Tak Halangi Kuda Nil Bergerak Cepat di Air

Dilansir Smithsonian Magazine (13/02/2020), perilaku buang air kuda nil Afrika sebenarnya bermanfaat untuk mengangkut nutrisi seperti silikon dari tanah ke air.

Namun, berbeda dengan kuda nil Kolombia yang menjadi spesies invasif.

"Lingkungannya lebih basah dan tingkat air lebih sedikit berubah menurut musim," seperti yang ditulis Shurin dan tim peneliti dalam jurnal Ecology.

Shurin dan tim melakukan penelitian selama dua tahun untuk mengetahui dampak kuda nil bagi Amerika Selatan yang belum jelas.

Para peneliti mengambil sampel air dari 14 danau kecil di sekitar Hacienda Nápoles. Mereka membandingkan kualitas air, kadar oksigen, dan tanda isotop stabil di danau.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa cyanobacteria - juga dikenal sebagai ganggang biru hijau - lebih banyak ditemukan di danau yang dipenuhi oleh kuda nil.

Hal ini kemungkinan karena nutrisi dalam jumlah massal dari kotoran kuda nil justru membuahi bakteri.

Baca juga: Kekurangan Tahi Kuda Nil, Ratusan Kehidupan di Danau Afrika Terancamsalah 

Hal ini membuat Shurin dan tim kebingungan karena dapat menyebabkan masalah seperti eutrofikasi, atau produksi ganggang berlebih.

Jika produksi ganggang berlebih terjadi, dikhawatirkan akan menyebabkan ganggang berbahaya yang mirip dengan pasang merah.

Tanda-tanda lain juga menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut mengubah kimiawi badan air setempat.

Menurut Jessica Leigh Hester dari Atlas Obscura, di habitat kuda nil, jumlah oksigen terlarut kadang-kadang turun di bawah tingkat yang bisa dihinggapi ikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com