Untuk mengetahui adanya sinyal tersebut, peneliti tinggal melihat seberapa jauh perbedaan hasil keduanya. Semakin berbeda, maka sinyal campur tangan manusia semakin kuat.
Baca juga: Dampak Perubahan Iklim, Tanaman Tumbuh di Zona Tinggi Himalaya
Hasilnya, jika dilihat dari berbagai data, jejak perubahan iklim relatif mudah dilihat, misalnya dengan bukti rata-rata suhu udara atau laut global yang telah meningkat selama beberapa dekade.
Dalam dekade terakhir ini, suhu rata-rata atmosfer bumi sekitar 0,7 derajat celcius atau lebih hangat daripada masa pertengahan abad ke-20.
Walaupun begitu, dengan temuan-temuan ini para ilmuwan masih ragu-ragu untuk mengidentifikasi sinyal pemanasan global dalam cuaca lokal atau cuaca yang terjadi sehari-hari.
Sebab, masih banyak variabel yang melekat dalam cuaca dari satu tempat atau dalam satu hari.
Baca juga: Sebelum Perubahan Iklim Drastis, Apa Rencana Jangka Panjang Kita?
Apa yang ditemukan penelitian tersebut adalah sebuah pola yang bersembunyi dalam kekacauan cuaca harian global yang tidak jelas.
Peneliti mengandaikan hal itu seperti sebuah stasiun radio yang menunggu untuk diputar.
Temuan itu menyebutkan, sejak 2012, ada sinyal jelas tentang pemanasan global jangka panjang yang disebabkan oleh manusia.
Sementara itu, dikutip dari The Washington Post, Kamis (2/1/2020), Ilmuan Iklim Noaf Diffenbaugh dari Universitas Stanford mengatakan bukti pengaruh perubahan iklim pada cuaca harian merupakan tanda betapa kuatnya pengaruh perubahan iklim sekarang.
Baca juga: Wakil Ketua Komisi VIII Dukung Pembuatan RUU Mitigasi Perubahan Iklim
“Studi ini mencatatkan bukti penting bahwa perubahan iklim memengaruhi manusia, ekosistem, dan terjadi setiap hari di seluruh dunia,” ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.