Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbukti, Cuaca Ekstrem Saat Ini Terjadi Karena Ulah Manusia

Kompas.com - 04/02/2020, 16:06 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Baru-baru ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan, perubahan iklim mengakibatkan siklus hujan dapat datang dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Hujan intensitas esktrem itu ada siklusnya, tapi tampaknya siklus itu semakin memendek, yang biasanya 10 tahunan, 20 tahunan menjadi datang hanya dalam waktu lima tahun atau kurang,” jelasnya dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/1/2020).

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menambahkan, fenomena tersebut diperparah dengan terjadinya perubahan fungsi lahan, misalnya hutan menjadi bangunan.

Untuk itu, dia pun meminta pemerintah dan pengusaha untuk lebih memerhatikan keseimbangan alam dalam menjalankan usahanya.

Baca juga: Perubahan Iklim Picu Kenaikan Suhu, Ini Dampak pada Tanaman Pertanian

"Jangan sampai kita dapat keuntungan ekonomi besar tapi kerugian jiwanya juga besar," kata Doni.

Kondisi ini tentu meninmbulkan pertanyaan, apa yang terjadi dengan cuaca atau iklim? Apakah ada campur tangan  atau ulah manusia di sini? Apakah ada hubungannya dengan kacaunya siklus cuaca?

Hasil penelitian membuktikan

Dikutip dari National Geographic, Kamis (16/1/2020), hasil penelitian Institut Ilmu Atmosfer dan Iklim ETH Zurich mengungkapkan dampak perubahan cuaca hampir pasti terkait campur tangan manusia.

Dalam proyek tersebut, peneliti Reto Knutti mengatakan, dari stasiun luar angkasa setiap hari ilmuan dapat melihat campur tangan manusia pada perubahan iklim.

Baca juga: Peduli Perubahan Iklim, Ini Isu dan Agenda Tingkat Dunia yang Perlu Diketahui

Sejak 1970-an, peneliti sudah mencari sinyal terkait potensi campur tangan manusia pada perubahan iklim.

Pada saat yang sama, peneliti juga mengembangkan teknik untuk mencari tahu seberapa banyak sinyal tersebut berpengaruh kepada bertambahnya gas rumah kaca di atmosfer.

Gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang menyerap dan memantulkan radiasi gelombang panjang sehingga mampu memengaruhi suhu atmosefer bumi.

Gas ini sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.

Baca juga: BMKG: Fenomena Salju di Tabuk, Arab Saudi, Bukti Nyata Perubahan Iklim

Nah, “sinyal” yang para peneliti cari adalah apa saja yang terjadi pada suhu dan kelembapan menurut catatan cuaca.

Hasilnya dibandingkan dengan prediksi model iklim terhadap pemanasan global jika dibuat tanpa campur tangan manusia.

Prediksi model iklim yang dimaksud merepresentasi interaksi matematis antara atmosfer, lautan, permukaan tanah, es, dan matahari.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau