Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Leukimia Lebih Sering Menyerang Anak-Anak, Begini Kata Ilmuwan

Kompas.com - 18/12/2019, 20:03 WIB
Amalia Zhahrina,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Hasilnya, mereka menemukan perbedaan utama antara materi genetik pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Sel anak-anak banyak mengandung gen-gen yang bergabung bersama, seperti gaya Frankenstein, untuk membentuk gen hibrida baru.

Para peneliti berpendapat, gen memainkan peran penting dalam pengembangan sel darah, namun ketika menempel bersama, gen-gen tersebut mengarahkan sel untuk membangun protein yang tidak biasa dan akhirnya berubah menjadi sel kanker.

Baca juga: Orangtua Harus Tahu, Katarak Juga Bisa Terjadi Pada Bayi dan Anak-anak

Tim peneliti menemukan bahwa tidak satu pun dari "fusi sel" ini muncul dalam sel leukemia dewasa tunggal.

Setelah para peneliti mempublikasikan temuan awal ini, mereka dan para ilmuwan lainnya menemukan banyaknya gen fusi pada leukemia AML-M7. Tetapi tidak ada yang tahu persis apa yang dilakukan gen hibrida ini dan mengapa mereka hanya muncul pada anak-anak.

Mercher dan rekan-rekannya terus menyelidiki, memfokuskan penelitian mereka pada gen fusi yang dikenal sebagai ETO2-GLIS2.

Dengan menyatukan dua gen yang biasanya terpisah, ETO2 dan GLIS2, mutasi muncul pada sekitar 30 persen anak-anak dengan AML-M7 dan tampaknya terkait dengan tanggapan buruk terhadap pengobatan kanker dan tingkat kelangsungan hidup yang rendah.

Tim peneliti juga mengamati bagaimana gen fusi menguasai sel-sel induk hematopoietik, yaitu sel-sel yang secara normal meningkatkan sel-sel darah yang sehat tetapi dapat dibajak oleh leukemia.

Para ilmuwan mengembangkan model tikus dengan mengubah mutasi ETO2-GLIS2 "on" atau "off" di jaringan tertentu di dalam seekor tikus.

Baca juga: Sejarah Mencatat, Korban Pernikahan Sedarah adalah Anak-anak

Percobaan ini dilakukan pada tikus usia janin dan dewasa untuk melihat apakah gen fusi akan mempengaruhi sel secara berbeda, tergantung pada tahap perkembangan sel.

Hasilnya, protein yang dihasilkan merusak jalur seluler yang biasanya mengubah sel menjadi sel darah sehat saat tim peneliti mengaktifkan ETO2-GLIS2 dalam sel induk janin.

Pada dasarnya, gen fusi membalik "saklar molekuler" yang dengan cepat mengubah sel-sel induk menjadi leukemia agresif.

Dengan memblokir aktivasi ETO2-GLIS2 pada tikus janin yang sama membalik saklar maka dapat menghambat pertumbuhan kanker dan memungkinkan sel-sel induk berubah menjadi darah normal sekali lagi.

Sebagai perbandingan, ketika ETO2-GLIS2 diaktifkan, menurut Mercher, sel-sel induk dewasa tampak jauh lebih rentan menimbulkan leukemia. Faktanya, gen fusi tidak tampak sebagai pendorong utama perkembangan leukemia pada tikus dewasa.

"Tahap perkembangan sel-sel di mana mutasi muncul menentukan agresivitas dan jenis leukemia yang Anda dapatkan," kata Mercher, seperti dikutip LiveScience (01/12/2019).

Menurut Dr. Mignon Loh, seorang ahli onkologi hematologi pediatrik di University of California, San Francisco, hasil tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak orang harus memperhatikan lingkungan sumsum tulang janin, di mana sel-sel induk hematopoietik dapat ditemukan.

Baca juga: Viral Video Anak-anak Bermain dengan Pusaran Angin, Ini Kata Para Ahli

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau