Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Komplikasi Kehamilan di Indonesia Tinggi, Begini Mencegahnya

Kompas.com - 19/11/2019, 20:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Intelegensi sebuah bangsa diwakilkan dengan rerata IQ, dan saat Ini, rerata IQ Indonesia berada jauh di bawah Singapura dan Hong Kong.

Saat ini, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi penyakit tidak menular, seperti hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas semakin tinggi.

Hal ini tidak hanya berdampak besar pada generasi saat ini, namun juga pada generasi-generasi berikutnya.

"Berdasarkan fakta tersebut, jika tidak berhasil mengelola kehamilan, kelahiran, dan periode pasca salin pada ibu, janin, bayi, dan anak dengan optimal, maka berbagai komplikasi yang timbul akan berperan dalam semakin tingginya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia," ujar dia.

"Hal ini berimbas pada semakin tingginya pengeluaran negara untuk membiayai terapi penyakit tersebut, yang pada akhirnya dapat berujung pada semakin menurunnya HDI Indonesia," imbuhnya.

Peran medis mencegah komplikasi ibu hamil

Dari semua persoalan penyakit sebagai akibat dari gangguan pada masa kehamilan ataupun komplikasi, nyatanya sangat perlu sekali untuk dapat dicegah. Tetapi ini juga menjadi bagian dari tantangan yang harus dihadapi tim medis.

Salah satu tugas dokter fetomaternal adalah untuk melakukan upaya optimalisasi prekonsepsi, kehamilan, dan persalinan untuk mencegah komplikasi yang dapat berdampak pada kesehatan di masa yang akan datang.

Untuk diketahui, fetomaternal merupakan salah satu cabang dari bagian kandungan dan kebidanan (obstetri dan ginekologi).

"Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mempersiapkan dan mengawal kehamilan secara komprehensif, dibutuhkan sumber daya yang mahal, sehingga hal ini sulit untuk dilakukan di Indonesia," kata dia.

Dituturkan Noroyono, terdapat pemeriksaan yang dapat dijadikan alternatif untuk mewakili pemeriksaan-pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan, salah satunya pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi nutrisi ibu.

"Sayangnya, sebagian besar ibu hamil mengalami kekurangan nutrisi yang sangat penting pada tumbuh kembang janin kedepannya sampai dewasa," tuturnya.

Baca juga: Kasus Irish Bella, Waspadai Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

Hal ini tentu saja patut untuk menjadi perhatian, untuk meningkatkan prioritas nutrisi sebagai variabel intervensi dalam pengelolaan kehamilan.

"Saatnya paradigma asuhan antenatal (asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konsepsi hingga awal persalinan) diperluas untuk dapat memberikan intervensi sedini mungkin, termasuk intervensi nutrisi pada awal, bahkan sebelum kehamilan," ujar dia.

"Disinilah ruang bagi kedokteran fetomaternal untuk mempersiapkan lahirnya insan kamil generasi terbaik bangsa, baik secara fisik maupun mental, yang dapat mencapai tujuannya diciptakan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau