Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Komplikasi Kehamilan di Indonesia Tinggi, Begini Mencegahnya

Kompas.com - 19/11/2019, 20:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia masih harus berkutat dengan komplikasi kehamilan dan persalinan yang cukup besar, kondisi yang membawa dampak kesehatan bagi ibu dan bayi.

Prof Dr dr Noroyono Wibowo SpOG(K) dalam pengukuhannya sebagai guru besar Universitas Indonesia, di IMERI UI, Sabtu (16/11/2019) mengatakan, pertumbuhan janin terhambat atau terjadinya gangguan pada masa kehamilan akan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup anak tersebut di kemudian hari.

Noroyono menyebutkan, kehamilan merupakan stress test untuk menguji ketahanan tubuh seorang wanita.

Jika ibu berhasil melewati masa kehamilan dengan baik, maka peluang untuk mengalami penyakit kardiovaskular dan metabolik di masa yang akan datang kecil.

Baca juga: Hamil Bayi Kembar Berisiko Lahir Prematur, Seperti yang Dialami Cynthia Lamusu

"Sebaliknya, jika terjadi komplikasi selama kehamilan, maka peluangnya untuk mengalami berbagai macam kelainan akan meningkat di masa yang akan datang," kata dia.

Dalam skala besar, kehamilan dan persalinan dengan komplikasi ini berdampak pada kualitas dan ketahanan sebuah bangsa, yang direpresentasikan dengan Human Development Index (HDI).

Saat ini, peringkat HDI Indonesia berada jauh di bawah negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Salah satu komponen HDI yang lekat dengan sektor kesehatan adalah angka harapan hidup, di mana Indonesia juga memiliki angka harapan hidup yang lebih rendah dibanding tiga negara tersebut.

Mekanisme dan pengaruh gangguan masa hamil (komplikasi kehamilan)

Kesehatan seorang ibu mempengaruhi kesehatan janin yang dikandungnya, baik secara fisik atau psikis.

Ibu yang memasuki periode kehamilan dalam kondisi tidak optimal, baik itu karena malnutrisi, infeksi, stres, atau pajanan zat beracun, besar kemungkinannya untuk melahirkan bayi yang tidak mencapai potensi genetik, fisik, dan kognisinya.

Siklus ini pun dapat terus bergulir dan membawa dampak yang lebih besar jika ibu kembali hamil dalam kondisi yang semakin buruk.

Hal yang sama juga bisa terjadi ketika perempuan memasuki masa reproduksi dalam kondisi yang tidak optimal, kemudian hamil dan melahirkan anak yang juga tidak mencapai potensinya.

"Selain beban kelainan fisik yang ditimbulkan oleh komplikasi kehamilan dan persalinan, beban lain yang harus ditanggung sebuah bangsa adalah meningkatnya prevalensi kelainan mental-emosional dan penurunan intelegensi," ujar Noroyono.

Tidak hanya itu, kelahiran prematur (preterm), preeklamsia, anemia ibu, dan diabetes mellitus pada kehamilan merupakan beberapa contoh komplikasi yang sering ditemui pada ibu hamil di Indonesia.

Dampak komplikasi kehamilan

Data juga menunjukkan bahwa jumlah penderita gangguan mental-emosional di Indonesia, termasuk spektrum autisme dan skizofrenia, mengalami peningkatan.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau