Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Lebah Sedunia, Serangga Kecil Penopang Ketahanan Pangan Dunia

Kompas.com - 20/05/2019, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Antara,UNEP

KOMPAS.com - Sejak tahun lalu, tanggal 20 Mei diperingati sebagai hari lebah sedunia. Hal ini tak lepas dari peran besar lebah untuk kehidupan planet Bumi.

Lebah merupakan salah satu penyerbuk alami yang membantu aneka tanaman bereproduksi. Mereka mengambil serbuk sari bunga, menyebarkannya, dan membiarkan tanaman termasuk tumbuhan pangan berkembang biak.

Burung, kelelawar, tikus, monyet, dan manusia juga membantu penyerbukan. Namun penyerbuk paling umum adalah serangga, salah satunya lebah.

Dengan melakukan penyerbukan, lebah berkontribusi besar dalam ketahanan pangan umat manusia.

Baca juga: Cerita 4 Ahli Biologi Temukan Lebah Raksasa Wallace Saat Liburan

Bagaimanapun, hampir tiga perempat tanaman pangan yang menghasilkan 90 persen pangan dunia membutuhkan bantuan eksternal.

Menurut para pakar lebah dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), sepertiga dari produksi pangan dunia bergantung pada lebah.

Merujuk laman resmi United Nations Environment Programme (UNEP), organisasi utama PBB di bidang lingkungan hidup, lebah terkenal karena perannya dalam menyediakan makanan berkualitas tinggi seperti madu, royal jelly, dan serbuk sari juga produk lain seperti lilin lebah, propolis, dan racun lebah madu.

Selain penyumbang makanan dan produk berkualitas tinggi, lebah juga merupakan bagian dari keanekaragaman hayati di mana hal itu penting untung kelangsungan hidup.

"Di semua agama utama dunia, lebah berperan penting untuk kehidupan manusia selama ribuan tahun," ujar laporan Mei 2019 oleh Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES), melansir www.unenvironment.org, Senin (20/5/2019).

PBB mencatat, para peternak lebah menjadi sumber ekonomi penting bagi banyak mata pencaharian di pedesaan.

"Lebah madu barat adalah penyerbuk yang dikelola paling luas di dunia. Secara global setidaknya ada sekitar 81 juta sarang lebah yang memproduksi sekitar 1,6 juta ton madu setiap tahunnya," tulis laporan tersebut.

Ancaman polusi udara dan pestisida

Lebah dan penyerbuk lain seperti kupu-kupu, kelelawar, dan kolibri terancam punah karena aktivitas manusia.

Platform Kebijakan-Ilmu Antarpemerintah tentang Keanekaragaman Hayati dan Layanan Ekosistem melaporkan bahwa perubahan penggunaan lahan, manajemen pertanian intensif, penggunaan pestisida, polusi udara, dan perubahan iklim merupakan ancaman utama yang dihadapi satwa penyerbuk.

Pada Mei 2018, Uni Eropa melarang penggunaan tiga insektisida yang dikenal sebagai neonicotinoid untuk mengurangi ancaman mematikan pada lebah dan satwa penyerbuk lain.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau