Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layaknya Manusia, Lebah juga Bisa Kecanduan Zat Adiktif

Kompas.com - 03/09/2018, 19:00 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seperti kita ketahui, lebah sering hinggap di bunga-bunga tanaman untuk mengambil nektar dan serbuk sari.

Tapi ternyata tidak hanya itu. Sebuah studi yang dilakukan Imperial College London, menemukan bahwa lebah juga menyukai pestisida.

Lebih dari ini, diketahui lebah tidak hanya menyukai pestisida tapi juga "kecanduan". Pestisida yang dicandu lebah mengandung zat yang bernama neonicotinoid.

Seperti yang dilansir dari Independent Rabu (29/08/2018), tim peneliti dari Inggris ini melakukan pengujian dengan memberikan lebah dari sepuluh koloni berbeda dua jenis makanan yaitu larutan gula biasa dan larutan gula yang terkandung neonicotinoid.

Pengujian ini berlangsung selama sepuluh hari. Hasilnya, setelah diberi makan dengan makanan yang mengandung pestisida ini, lebah terus datang kembali untuk mengambil lebih banyak makanan.

Hal ini sangat menarik karena hubungan kimia antara neonicotinoids dengan zat adiktif yang lain sangat familiar.

"Temuan kami (menunjukkan) bahwa (bagaimana) lebah menikmati rasa neonicotinoids menandakan dari gejala perilaku adiktif, yang bisa dibandingkan dengan sifat adiktif nikotin pada manusia, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan ini pada lebah," Dr Richard Gill, yang memimpin penelitian ini.

Gill menambahkan, meskipun wadah makanan diubah posisinya, lebah masih tetap merespons kondisi ini dengan mengunjungi wadah yang mengandung pestisida neonicotinoid.

Menurutnya, hal ini menunjukkan lebah dapat mendekteksi zat adiktif ini dan terus melacaknya.

Namun demikian, sebenarnya ini bukanlah kabar gembira sama sekali.

Baca juga: Penjelasan Ilmiah dari Video Semut Memakamkan Lebah

Zat ini sebenarnya kontroversial, di mana banyak negara yang melarang penggunaan neonicotinoid namun justru zat ini yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Neonicotinoid dilarang karena dapat menyerang sistem saraf hama serangga dan menimbulkan resiko menurunnya populasi lebah.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B ini mendapatkan dukungan dari pegiat lingkungan yang sebelumnya juga mendukung pelarangan penggunaan pestisida demi keberlangsungan hidup lebah.

“Penelitian ini mendukung pelarangan ketat terhadap tiga pestisida neonicotinoid yang disetujui awal tahun ini,"  kata Sandra Bell juru kampanye Friends of the Earth.

"Penelitian terbaru juga menemukan bahwa sulfoxaflor yang isunya akan menggantikan neonicotinoid, juga dapat membahayakan lebah," sambungnya.

Melihat beberapa respons yang diberikan dari pegiat-pegiat lingkungan, Gill sebagai ilmuwan yang terlibat dalam temuan ini memberikan tanggapannya.

“Sementara neonicotinoids masih kontroversial, jika efek pengganti neonicotinoids pada serangga masih belum ketahui, maka saya percaya kita bisa mengambil keuntungan dari pengetahuan yang saat ini kita ketahui dan pengkajian lebih lanjut untuk memberikan panduan terhadap penggunaan neonicotinoids yang lebih bertanggung jawab, daripada secara langsung melarangnya,” pungkas Gill.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau