Sama seperti temuan pada tikus, tim Running juga menemukan bahwa tingkat menolak rasa pahit menurun seiring berjalannya waktu.
Selain terbiasa dengan rasa pahit, kelenjar air liur pada setiap responden juga mengalami perubahan. Menurut Running, tingkat protein proline yang dapat mengikat senyawa pahit dan astringen dalam susu meningkat di air liur peserta.
Baca juga: Seperti Narkoba, Makanan Juga Bikin Kecanduan
Kesimpulan tersebut masih berupa hipotesis hingga saat ini karena belum ditinjau lebih lanjut. Meski begitu, tim yakin kedua perubahan itu memiliki keterikatan.
"Menurut kami, tubuh beradaptasi untuk mengurangi sensasi negatif dari senyawa pahit ini. Kelenjar air liur memodifikasi rasa dan akhirnya mengubah pandangan kita tentang makanan," jelas Running.
Studi ini masih di tahap awal dan para ahli ingin menindaklanjutinya. Mereka ingin mengetahui apakah ada senyawa tertentu dalam makanan yang memunculkan perubahan dalam protein kelenjar air liur dan ingin menyelidiki berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi.
"Lewat studi ini, kita tahu mungkin beberapa bagian kecil dari tubuh kita sebenarnya membantu program diet yang kita lakukan," kata Running.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.