Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serbet, Sarang Bakteri Jahat yang Bisa Picu Keracunan Makanan

Kompas.com - 12/06/2018, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Menurut studi terbaru, menggunakan serbet berulang kali dapat membuat keluarga kita keracunan makanan.

Kesimpulan ini didapat setelah para ilmuwan dari Universitas Mauritius meneliti 100 serbet yang dipakai selama sebulan.

Ahli menemukan ada penumpukan bakteri pada 49 serbet, dengan lebih dari sepertiganya positif mengandung bakteri koliform. Bakteri E. coli adalah salah satu anggota bakteri koliform.

Menurut ahli, bakteri E. coli lebih mungkin berkembang pada serbet yang dibiarkan lembab. Sementara bakteri koliform dan Staphylococcus aureus (MRSA) terdeteksi berkembang pesat di dapur yang menerapkan diet non-vegetarian.

Baca juga: Seberapa Banyak Bakteri dalam Spons Cuci Piring Kita?

"Studi kami menunjukkan jumlah anggota keluarga dan praktik kebersihan dapur memengaruhi jumlah mikroba pada serbet," ujar peneliti Dr Susheela Biranjia-Hurdoyal dilansir The Independent, Senin (11/6/2018).

Susheela dan timnya mengatakan kehadiran bakteri E.coli pada beberapa serbet yang digunakan dalam penelitian kemungkinan berasal dari pencermaran feses, yang menunjukkan pengguna tidak menjaga kebersihan.

Jika ditotal, sebanyak 37 persen serbet dalam penelitian dicemari bakteri koliform, 37 persen positif ditumbuhi bakteri Enterococcus, dan 14 persen mengembangkan bakteri Staphylococcus aureus.

Ini artinya, sebagian besar serbet di dapur kita ditumbuhi bakteri jahat. Sebagai gantinya, peneliti menyarankan untuk menggunakan tisu sekali pakai yang lebih higienis.

"Data menunjukkan orang menjadi tidak higienis saat menangani makanan non-vegetarian," imbuh Susheela.

"Serbet lembab dan jarang diganti harus dihindari. Selain itu, keluarga dengan jumlah besar yang ditinggali anak-anak dan manula harus sangat waspada terhadap kebersihan dapur," tegasnya.

Baca juga: Temuan Baru, Mesin Pengering Tangan Semprotkan Bakteri

Bakteri koliform dapat menyebabkan berbagai penyakit mulai dari kram perut, demam, dan muntah. Pada kondisi lebih serius, bakteri ini akan menyebabkan pneumonia yang menimbulkan gangguan pernapasan.

Bakteri Staphylococcus aureus dapat menularkan racun dan menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa seperti meningitis, bakteremia, dan sindrom syok toksik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com