Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seterang Matahari, Ini Identitas Asteroid Mini yang Jatuh di Afrika

Kompas.com - 06/06/2018, 17:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Dampak

Upaya mendeteksi peristiwa jatuhnya benda langit ke Bumi tak hanya mengandalkan ketampakan visual.

Memanfaatkan sinyal-sinyal gelombang tak kasat mata dan tak terdengar manusia juga bisa menjadi upaya.

Hal ini seperti yang dilakukan the Comprehensive nuclear Test Ban Treaty Organization (CTBTO), institusi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertugas mengawasi uji coba nuklir di antariksa, atmosfer, bumi dan bawah laut.

Selain tugasnya mengawasi uji coba nuklir, alat ini juga mampu mendeteksi aneka peristiwa yang mirip pelepasan energi ledakan nuklir, seperti jatuhnya asteroid ke bumi.

Untuk melakukan hal itu, CTBTO menggunakan dua radas atau instrumen andalan, yakni radas mikrobarometer untuk menangkap sinyal gelombang infrasonik dan radas seismometer untuk merekam sinyal seismik.

Rekaman data CTBTO dari stasiun IS47 menunjukkan sinyal infrasonik saat asteroid 2018 LA masuk ke bumi cukup kuat.

Astronom spesialis meteor Peter Brown menganalisis, usikan gelombang infrasonik tersebut setara dengan pelepasan energi 0,3 hingga 0,5 kiloton TNT.

Dari orbitnya, asteroid ini memiliki kecepatan bebas (vinf) 15,8 kilometer/detik (56.900 kilometer/jam). Saat masuk ke atmosfer Bumi kecepatannya menjadi 19,4 kilometer/detik (69.700 kilometer/jam).

Dengan rentang energi kinetik antara 0,3 hingga 0,5 kiloton TNT, maka diameter asteroid 2018 LA adalah antara 1,7 hingga 2 meter. Sementara massanya antara 9,5 hingga 15,5 ton.

Diameter dan massa ini diperoleh dengan asumsi asteroid 2018 LA memiliki komposisi yang sama dengan meteorit kondritik (massa jenis 3,7 gram/cm3).

Analisis lebih lanjut menunjukkan sebelum memasuki atmosfer Bumi asteroid memiliki energi potensial antara 0,4 hingga 0,7 kiloton TNT.

Dengan energi hanya 0,3 sampai dengan 0,5 kiloton TNT, jatuhnya asteroid 2018 LA tidak menimbulkan dampak fisik yang nyata di bumi. Ini karena gelombang kejut dan sinar panas yang diproduksi masih cukup lemah untuk bisa menimbulkan kerusakan.

Baca juga: Peneliti: Burung Terbang Pernah Punah Saat Asteroid Hantam Bumi

Asteroid ketiga yang terdeteksi sebelum jatuh ke bumi

Asteroid 2018 LA adalah asteroid ketiga yang berhasil ditemukan sebelum jatuh ke Bumi dalam sejarah astronomi kiwari.

Dua asteroid sebelumnya masing-masing adalah asteroid 2008 TC3 dan asteroid 2014 AA.

Asteroid 2008 TC3 (diameter 4 meter, massa 83 ton) ditemukan pada 6 Oktober 2008 TU atau 20 jam sebelum jatuh. Kemudian ada asteroid 2014 AA (diameter 3 meter, massa 38 ton) ditemukan pada 1 Januari 2014 TU dalam 23 jam sebelum jatuh.

Kesuksesan pendeteksian ketiga asteroid ini menunjukkan kemajuan astronomi dalam mengidentifikasi ancaman tumbukan benda langit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com