KOMPAS.com – Pada hari Sabtu lalu (14/4/2018), asteroid sebesar lapangan sepak bola nyaris menabrak bumi.
Para pakar Catalina Sky Survey, sebuah proyek yang disponsori oleh badan antariksa Amerika Serikat (NASA), baru menyadari keberadaan asteroid tersebut 21 jam sebelum ia lewat.
Dilaporkan oleh ScienceAlert, Selasa (17/4/2018); asteroid 2018 GE3 melaju dengan kecepatan 106.000 kilometer per jam, dan pada titik terdekatnya, ia hanya berjarak 192.317 kilometer dari bumi atau setengah jarak antara bumi dan bulan.
Kondisi ini menjadi semakin mengerikan ketika Anda memperhitungkan ukuran Asteroid 2018 GE3.
Diperkirakan memiliki lebar antara 47 hingga 100 meter, asteroid ini kira-kira seukuran lapangan sepak bola.
Baca juga : Tanpa Anda Sadari, Asteroid Seukuran Pesawat Nyaris Menabrak Bumi
Artinya, 2018 GE3 berukuran tiga sampai enam kali lebih besar dari meteor yang melukai 1.200 orang dan merusak ribuan gedung di Chelyabinsk, Russia pada 2013.
Ia juga berukuran 3,6 kali asteroid yang membabat 2.000 kilometer persegi hutan Siberia pada 1908. Padahal, energi yang diproduksi asteroid tersebut 185 kali lebih besar daripada yang dilepaskan oleh bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima.
“Jika 2018 GE3 menabrak bumi, ia akan menyebabkan kerusakan regional, bukan global; dan mungkin akan sudah hancur di atmosfer sebelum sampai ke bumi,” ujar SpaceWeather.com melaporkan.
Situs tersebut melanjutkan, meski demikian, (2018 GE3) adalah asteroid yang signifikan. Ia menunjukkan bagaimana batu antariksa sebesar itu masih bisa luput dari mata kita. 2018 GE3 ditemukan kurang dari sehari sebelum jarak terdekatnya.
Asteroid 2018 GE3 flew past us today, half the distance to the Moon. Around 50-100 m in diameter, it was several times the 2013 Chelyabinsk meteor, around the size of the 1908 Tunguska event ~ easily enough to destroy a city. We had less than a day's warning. (???? Michael Jäger) pic.twitter.com/kElrxBiUoB
— Andrew Rader (@marsrader) April 16, 2018
Sulitnya mendeteksi asteroid
Sebetulnya, bumi sudah sering kali terancam ditabrak asteroid. Setidaknya sekali atau dua kali dalam seminggu, asteroid seukuran bus atau rumah berjarak lebih dekat ke bumi daripada bulan.
Akan tetapi, asteroid seukuran 2018 GE3 jauh lebih langka. Asteroid yang berdiameter 15 hingga 40 meter saja hanya dideteksi NASA mendekati bumi sekali atau dua kali dalam setahun.
Meski memiliki lebar sampai 100 meter, 2018 GE3 sangatlah kecil bila dibandingkan dengan planet, apalagi alam semesta. Seperti asteroid lainnya, 2018 GE3 juga sangat gelap dan cepat sehingga sulit untuk dideteksi.
Baca juga : Ilmuwan Ungkap Masa Lalu Asteroid Alien Oumuamua yang Liar
Untuk menemukan asteroid, sebuah teleskop sangat bergantung pada lokasi dan waktu. Bila meleset, asteroid tidak akan terlihat hingga sangat dekat.
Satu-satunya solusi untuk menemukan asteroid-asteroid ini adalah teleskop yang bisa memindai seluruh langit.
NASA sendiri sebetulnya sudah program ini. Dikoordinasikan oleh Kantor Koordinasi Pertahanan Planet, program tersebut menggunakan jaringan teleskop di seluruh dunia untuk mendeteksi asteroid.
Akan tetapi untuk saat ini, instrumen yang digunakan hanya berfokus pada asteroid yang lebarnya 140 meter atau lebih karena dianggap memiliki dampak yang mengerikan bila menabrak bumi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.