KOMPAS.com — Ternyata ular tidak hanya merayap seperti huruf S saja, tetapi bisa juga merayap secara lurus.
Ahli biologi dari Universitas Cincinnati, Bruce Jayne, mengungkapkan bahwa ular memiliki mekanisme otot yang unik untuk bisa merayap layaknya kereta api yang bergerak di atas rel.
"Merayap lurus sangat baik untuk bergerak di ruang terbatas dan sempit. Sudah banyak jenis ular, terutama ular berukuran besar yang melakukannnya, seperti viper, boa, anaconda, dan piton," kata Jayne.
Baca Juga: Kisah Nyata dari Thailand, Lipan Raksasa Memangsa Ular
Penelitian tentang cara merayap ular tersebut dilakukan pertama kali oleh ahli biologi HW Lissmann pada tahun 1950.
Saat itu, Lissman berpendapat bahwa otot ular itu bergerak bersamaan dengan kulit perutnya yang longgar dan licin sehingga bisa bergerak maju tanpa menekuk tulang belakangnya.
Hal tersebut dibantah Jayne dan rekannya, Steven Newman, yang melakukan uji coba pada ular Boa yang memiliki badan besar dan merayap secara lurus di hutan.
Kedua peneliti tersebut menggunakan kamera digital canggih untuk merekam impuls listrik melalui proses elektromiagram pada kulit dan tubuh ular untuk mengetahui gerakan ular.
Baca Juga: Mengenal Monster Ular dari Zaman Prasejarah yang Makan Buaya
Saat ular bergerak maju, kulit di bagian perut lebih lentur daripada gerakan kulit di atas tulang rusuk dan punggungnya.
Kulit di bagian perut ular memberikan daya cengkeram ke tanah pada saat otot mendorong tubuh ular ke arah depan. Gerakannya seperti gelombang dan berurutan dimulai dari otot kepala hingga otot bagian ekor. Gerakan ini mirip seperti seperti sebuah ban yang melaju di tanah.
Ada dua otot yang berperan penting saat gerakan ini terjadi, yaitu bagian rusuk (costo) dan kulit (custaneus). Untuk itu gerakan tersebut diberi nama costocutaneous.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.