Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampu UV Ini Bisa Cegah Penyebaran Virus Flu di Ruang Publik

Kompas.com - 10/02/2018, 20:42 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir, penyebaran virus flu meningkat. Bahkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Inggris, banyak orang yang meninggal karena periode yang sering disebut "flu season" ini.

Tak tinggal diam, para ilmuwan pun terus mengembangkan pengobatan dan pencegahan virus ini. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh tim peneliti dari Columbia University Medical Center, Amerika Serikat.

Para peneliti tersebut mengembangkan lampu ultraviolet (UV) yang bisa mencegah penyebaran virus flu di tempat umum.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Scientific Reports tersebut, sinar ultraviolet dapat membunuh virus flu di udara tanpa menyakiti manusia.

Baca juga: Untuk Orang Alergi Telur, Vaksin Flu Perlu Diberikan dengan Hati-hati

"Kita telah lama tahu bahwa sinar UV sangat efisien dalam membunuh mikroba, bakteri, dan virus," ungkap David Brenner, pemimpin penelitian ini dikutip dari Time, Jumat (09/02/2018).

Oleh karena itu, perangkat UV sering digunakan untuk sterilisasi. Misalnya saja peralatan medis di rumah sakit atau air minum saat berkemah di pedalaman.

Meski begitu, tim ini mengetahui bahwa lampu pembunuh kuman konvensional tidak aman bagi manusia di sekitarnya. Saat melakukan kontak terlalu lama dengan lampu kuman, manusia bisa terkena kanker kulit dan katarak.

"Jadi sampai sekarang, lampu pembunuh kuman ini hanya beroperasi saat tidak ada manusia di sekitarnya," ujar Brenner.

"Anda bisa menstreilkan ruangan di rumah sakit, tapi tidak ketika ada orang di dalamnya," imbuhnya.

Hal ini memunculkan ide untuk membuat lampu anti-kuman yang tidak berbahaya bagi manusia. Brenner mengatakan, kira-kira lima tahun lalu, tim Columbia menghasilkan solusi yang potensial.

Solusi tersebut adalah sinar diujung spektrum UV-C atau juga dikenal sebagai UV-C jauh, memiliki panjang gelombang yang sangat pendek. Para peneliti menduga bahwa gelombang tersebut dapat menghancurkan bakteri dan virus mikroskopik tanpa merusak kulit dan mata manusia.

Baca juga: Sering Wisata ke Luar Negeri? Anda Perlu Vaksin Flu Segera

"Kami ingin mendapatkan semua manfaat sinar UV dalam hal membunuh mikroba, tapi tanpa bahaya kesehatan," ujar Brenner.

Penelitian sebelumnya pada hewan dan manusia juga menunjukan bahwa paparan sinar UVC memang jauh lebih aman.

"Kami belum melihat kerusakan biologis pada sel kulit dan sel mata, sedangkan dengan sinar UV konvensional kami selalu melihat banyak kerusakan biologis," tambah Brenner.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa cahaya UV C jauh dapat membunuh bakteru MRSA, yaitu penyebab umum infeksi setelah operasi.

Halaman:
Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com