Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan VOC Ditemukan di Sekitar Candi Borobudur, Seperti Apa?

Kompas.com - 13/01/2018, 21:16 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com -- Balai Konservasi Borobudur (BKB) meneliti ribuan koin yang diduga peninggalan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Koin tersebut ditemukan di Dusun Bowongan, Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Magelang.

Awal Desember 2017, warga menemukan lebih dari 1.400 koin saat sedang menggali tanah yang akan digunakan untuk pembuatan batu-batu. Saat itu semua koin berada dalam guci tembaga yang sudah terbelah dua.

Penemuan tak disengaja ini kemudian menjadi viral setelah warga lain mengunggah keberadaan koin tersebut ke media sosial.

Barulah pada pertengahan Desember 2017, tim arkeolog BKB meninjau lokasi penemuan yang ternyata merupakan situs cagar budaya sebagaimana tercantum dalam keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 286 tahun 2014 tentang Satuan Ruang Geografis Borobudur sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional.

Baca juga : Stupa Tertinggi Borobudur Akan Dipasang Lagi, Ini Kata Arkeolog

Setelah melalui pendekatan persusif, penemu bersedia meminjamkan uang koin itu kepada tim arkeolog BKB untuk diteliti apakah merupakan cagar budaya yang harus dilindungi atau bukan. Namun sayang, guci wadah koin itu sudah tidak ada.

Winda Diah Puspita Rini, arkeolog BKB, berkata pihaknya sudah membersihkan 200 dari 1.400 koin yang ditemukan. Sebab awalnya koin tersebut tertutup gumpalan tanah.

"Sedikit demi sedikit kami pisahkan koin-koin itu, dan berhasil kami lepas 200 keping. Setelah itu, kami bersihkan dengan perawatan khusus supaya tidak merusak wujud aslinya," jelas Winda, kepada Kompas.com, Jumat (12/1/2018).

Pembersihan dilakukan dengan air perasan jeruk nipis dan soda kue. Peneliti harus menggunakan alas tangan latex saat memegang, guna melindungi koin berdiameter 2 sentimeter itu. Peneliti juga memakai X-Ray Fluorescence (XRF) untuk mengetahui kandungan unsur koin.

"Kami bersihkan dulu sampai dua tahap, sampai benar-benar terlihat bentuk aslinya. Kemudian kami pakai XRF, dan diketahui sampel koin paling banyak mengandung unsur Cu atau tembaga," cetus Winda.

Hasil sementara diketahui sampel koin berasal dari 44 angka tahun yang berbeda, mulai tahun 1740-1800an. Sampel koin memperlihatkan setidaknya 4 gambar yang berbeda di setiap sisi.

Baca juga : Menyingkap Misteri Kapal VOC yang Karam dalam Perjalanan ke Batavia

Satu sisi bergambar lambang VOC, sedangkan sisi lainnya bergambar lambang seperti seekor singa berdiri, kemudian ada lambang sebuah provinsi di Belanda yang diduga adalah tempat uang koin itu dicetak, antara lain Holland, Ultrech, West Friesland, Zealand, dan Gerderland.

"Dilihat tahunnya, uang koin ini sudah ada sebelum Gubernur Jenderal Inggris Raya, Sir Thomas Stamford Raffles, menemukan candi Borobudur pada 1814," katanya.

Kemudian dari hasil kajian literatur, koin tersebut bernilai 1/2 doit sampai 1 doit.

Doit adalah satuan terkecil mata uang Belanda pada abad ke-14. Tim arkeolog menduga koin tersebut merupakan alat transaksi jual beli pada masa VOC.

Tidak hanya sampel koin yang diteliti, sampel tanah yang semula menggumpal dengan koin itu juga diteliti. Biasanya sampel tanah bisa memberikan petunjuk jenis vegetasi yang hidup pada masa lampau di kawasan penemuan koin tersebut.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau