"Tampaknya testosteron dan esterogen mengubah jalur inflamasi ini dengan berbagai cara di dalam paru-paru tikus. Sekarang tikus jauh dari pasien... tapi masuk akal," kata Shaw.
Shaw juga mencatat bahwa lebih banyak wanita yang menderita asma berat. Perubahan gejala asma juga sering dikaitkan dengan siklus menstruasi.
"Apa yang menarik dari data ini adalah mulai meneliti apa yang mungkin dilakukan hormon seks dalam mekanisme asma," imbuhnya.
Shaw mengatakan bahwa penelitian ini menambah bobot usaha baru-baru ini oleh perusahaan farmasi untuk menargetkan protein tertentu yang terlibat dalam asma.
"Selama bertahun-tahun asma telah dilihat sebagai diagnosis sederhana, dan Anda hanya memberi steroid. Apa yang telah kami sadari selema lima atau 10 tahun terakhir adalah diagnosis yang sangat kompleks dan beda orang, beda pula jenis asmanya. Kami mencoba mempersonalisasi perawatan untuk penderita asma," kata Shaw.
"Apa yang disarankan dalam temuan ini adalah bahwa mungkin ada tanggapan deferensial berdasarkan jenis kelamin terhadap beberapa obat tersebut di kemudian hari," tutupnya.
Baca Juga: Fenomena Langka, Ada Gigi Tumbuh di Dalam Hidung Wanita Ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.