KOMPAS.com - Memilih alat kontrasepsi bagi wanita bisa jadi sangat membingungkan. Pasalnya, tidak ada alat kontrasepsi yang pasti cocok dipakai semua wanita.
Ada satu alat kontrasepsi yang dainggap paling efektif dan aman untuk jangka panjang, yaitu IUD (Intra Unterine Device).
Cara pencegahan kehamilan dengan IUD sendiri adalah dengan "menanam" perangkat berbentuk T ke dalam rahim. Perangkat ini menghalangi jalannya sperma.
Meski dianggap aman, kasus tentang IUD di China baru-baru ini merupakan sebuah pengecualian.
Baca juga: Kontrasepsi IUD Lebih Efektif Cegah Kehamilan
Seorang wanita berusia 26 tahun di Changchun, China memeriksakan diri ke dokter karena masalah di kandung kemihnya.
Ia merasa frekuensi buang air kecilnya meningkat. Bahkan sering disertai dengan darah.
Tak hanya itu, ia juga mengalami rasa sakit di perutnya.
Pasien tersebut menyebutkan bahwa ia mengalami gejala ini selama lima tahun terakhir dan perawatan sebelumnya sama sekali tidak membantu.
Ternyata wanita tersebut pernah memasang kontrasepsi IUD pada 6 tahun yang lalu.
Saat masih menggunakan IUD, ia hamil dan melahirkan secara caesar. Kasus ini jarang, tapi bisa terjadi.
Pada saat operasi caesar, sebetulnya sudah ada keanehan yang diamati oleh para dokter. Mereka tidak menemukan perangkat IUD dalam rahim wanita tersebut.
Sayangnya, hal ini tidak dianggap penting oleh para dokternya. Mereka berpikir mungkin saja IUD-nya tertanam di dinding rahim.
Maka, setelah proses operasi caesar, para dokter memasang satu lagi perangkat IUD ke dalam rahim wanita tersebut.
Baca juga: 7 Alasan Memilih Kontrasepsi IUD
Setelah ia melaporkan keluhan di kandung kemihnya, dokter di rumah sakit pertama Jilin University kemudian melakukan rontgen pada panggul wanita tersebut.
Sesuatu yang mengejutkan kemudian terlihat, IUD yang "hilang" tampak.