Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Senyawa Cabai, Ilmuwan Bikin Obat Anti-Obesitas

Kompas.com - 18/07/2018, 18:06 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com - Bagi sebagian orang Indonesia, sambal dan cabai merupakan menu pelengkap di meja makan. Selain sebagai makanan pelengkap, cabai dan rasa pedasnya telah lama dianggap memiliki banyak manfaat kesehatan.

Kini, para ilmuwan dari University of Wyoming School of Pharmacy menemukan manfaat lain dari cabai, yaitu obat untuk memerangi obesitas.

Capsaicin

Para ilmuwan tersebut membuat obat anti-obesitas yang disebut Metabocin dari komponen dalam cabai, yaitu capsaicin.

Obat tersebut kemudian akan dipresentasikan dalam pertemuan tahunan Society for the Study of Ingestive Behavior's pada 20 Juli 2018 mendatang di Florida.

Sebagai informasi, capsaicin merupakan senyawa yang bertanggung jawab membuat rasa pedas pada cabai. Senyawa ini telah dikenal punya segudang manfaat kesehatan.

Sayangnya, rasa pedas yang dihasilkan tersebut sering mengganggu lambung atau rasa tidak nyaman di lidah.

"Untuk mengurangi efek ini, kami telah menyiapkan formulasi berlapis polimer untuk capsaicin. Cara ini membuat capsaicin dilepaskan dengan cara yang jauh lebih lambat," ungkap Baskaran Thyagarajan, pemimpin penelitian ini dikutip dari Newsweek, Selasa (17/07/2018).

"Orang yang mengonsumsinya tidak akan merasakan rasa tebakar di lidah (pedas) tapi tetap menikmati efek capsaicin untuk waktu yang lebih lama," imbuh profesor farmasi dan neurosains di Univerity Wyoming itu.

Baca juga: Cabai Terpedas di Dunia Bikin Kepala Pria Ini Seperti Disambar Petir

Cara Kerjanya...

Dalam penelitian tersebut, metabocin merupakan obat oral. Cara kerjanya adalah dengan membuat sel-sel lemak putih berhenti menyimpan energi dan justru membakar lemak.

Hal ini membuat lemak-lemak putih itu menjadi lemak cokelat, yang lebih aktif secara metabolik dan membantu kita membakar kalori.

Penelitian ini dilakukan pada tikus. Thyagarajan membagi dua kelompok tikus.

Kelompok pertama diberi metabocin dan tidak memberikan obat itu pada kelompok kontrol.

"Kedua kelompok makan makanan dalam jumlah yang sama dan menerima energi yang sama, tetapi kelompok yang diberi capsaicin kehilangan berat badan," kata Thyagarajan.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau