Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/04/2018, 11:30 WIB


KOMPAS.com - Makan makanan pedas ternyata tak hanya membuat lidah terbakar dan mata berair, tapi juga menimbulkan kerusakan otak.

Hal ini dialami seorang pria (34) asal Amerika setelah memakan cabai terpedas di dunia, Carolina Reaper, dalam ajang lomba makan cabai.

Sesaat setelah menelan cabai tersebut, ia mengeluh sakit leher, sakit kepala yang kuat, dan selama beberapa hari mengalami thunderclap headache yang singkat namun intens. Thunderclap headache adalah sakit kepala yang rasanya seperti disambar petir.

Beberapa hari menahan sakit akhirnya ia menyerah dan dibawa ke ruang gawat darurat Henry Ford Hospital, Detroit.

Baca juga : Cabai Rawit Bisa Sembuhkan Sariawan? Dokter Bilang Itu Mitos

"Awalya pasien makan cabai dan kepalanya langsung sakit. Ia menunggu beberapa hari tapi sakit kepalanya terus muncul dan semakin menjadi, jadi ia datang ke UGD," kata dokter penyakit dalam yang menangani pria tersebut, Dr Kulothungan Gunasekaran kepada Newsweek, Senin (9/4/2018).

Dilansir AFP, Senin (9/4/2018), tak ada masalah dalam hasil tes neurologisnya. Namun, dokter melakukan pemindaian kondisi otak dengan CT Scan dan menemukan adanya penyempitan pembuluh darah sementara pada otak.

Pada Gambar A, CT scan menunjukkan arteri menyempit di otak pria yang makan cabai terpanas di dunia. Pada Gambar B, CT scan menunjukkan bahwa arteri kembali ke ukuran normal setelah lima minggu dilakukan perawatan, termasuk cairan infus dan obat pereda nyeri. Pada Gambar A, CT scan menunjukkan arteri menyempit di otak pria yang makan cabai terpanas di dunia. Pada Gambar B, CT scan menunjukkan bahwa arteri kembali ke ukuran normal setelah lima minggu dilakukan perawatan, termasuk cairan infus dan obat pereda nyeri.

Hal ini membuat ahli saraf, Dr. Gregory Cummings, turun tangan untuk mendiagnosis sakit kepala thunderclap-nya.

Sakit kepala thunderclap disebabkan oleh sindrom vasokonstriksi serebral reversibel atau penyempitan arteri sementara di otak. Biasanya kondisi ini muncul akibat reaksi terhadap obat tertentu atau karena mengonsumsi obat-obatan terlarang.

"Thunderclap headache setelah makan cabai adalah kasus pertama yang dilaporkan. Ini adalah kejutan besar untuk semua orang," ujar Gunasekaran, diwartakan AFP.

Dokter akhirnya memberi perawatan dengan cairan infus IV, obat pereda nyeri, dan pemantauan ketat. Setelah lima minggu dirawat, arteri pria tersebut kembali ke ukuran normal.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber Newsweek,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+