Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2020, 20:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Saluran cerna yang sehat mampu mencerna dan menyerap makanan, motilitas, fungsi imun, dan keseimbangan mikrobiota. Saluran cerna memiliki ratusan juta sel saraf, dan mempunyai peran penting pada sistem pertahanan tubuh.

Dokter Spesialis Anak sekaligus Konsultan Gastroenterologi Hepatologi Anak di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, dr Frieda Handayani K.,Sp.A(K) mengatakan sedikitnya ada 7 jenis gangguan saluran cerna yang kerap dirasakan oleh anak usia sekolah.

Berikut daftarnya seperti dijelaskan pada media gathering RSPI di Jakarta, Kamis (27/2/2020).

1. Diare

Diare terjadi ketika frekuensi BAB bertanbah dari biasanya, yakni lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja cair.

“Sebanyak 50-60 persen diare disebabkan oleh rotavirus. Selebihnya karena alergi dan gangguan kekebalan tubuh,” tutur Frieda.

Baca juga: Waspada Diare Menyerang Saat Musim Hujan, Begini Penanganannya...

Diare juga menjadi penyebab dehidrasi, dengan intensitas ringan-sedang dan dehidrasi berat.

World Health Organization (WHO) mncanangkan lima cara untuk menangani diare.

“Pertama, tetap diberi makanan atau ASI dua jam sekali. Porsinya sedikit dengan frekuensi sering,” tutur Frieda.

Kedua, diberikan suplemen zinc selama 10 hari untuk menguatkan saluran cerna. Ketiga, diberikan oralit. Keempat, antibiotik selektif yang diberikan dengan petunjuk dokter. Kelima, nasihat agar tidak terjadi lagi kasus yang sama.

2. Konstipasi

Frieda menyebutkan, konstipasi terjadi apabila terjadi perubahan pola makan di lingkungan sehari-hari. Konstipasi bisa jadi sangat traumatis bagi anak karena anak kerap kesakitan saat mengeluarkan tinja.

Tata laksana konstipasi terdiri dari tga fase yaitu clean-out treatment, obat rumatan/ pijat perut/ toilet training, dan konsultasi ke dokter spesialis anak.

Baca juga: Konstipasi Lebih Sering Mengancam Wanita

Clean-out treatment atau evakuasi tinja, berarti mengeluarkan tinja dengan obat pelicin yang direkomendasi oleh dokter,” tutur Frieda.

Kemudian obat rumatan adalah obat yang diminum setiap hari, tidak berbahaya bagi anak. Obat ini juga diberikan usai konsultasi dengan dokter.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau