Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta atau Mitos? 10 Asumsi tentang Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Kompas.com - 20/02/2020, 20:05 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Banyak asumsi yang beredar di masyarakat terkait penyakit jantung dan pembuluh darah. Salah satunya adalah anggapan bahwa penyakit atau serangan jantung hanya terjadi pada manula dengan usia di atas 65 tahun.

dr Dasdo Antonius Sinaga, SpJP(K), FIHA, selaku Konsultan Kardiologi Intervensi RS Awal Bros mengatakan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah telah menjadi penyebab kematian teratas di dunia.

Baca juga: Ashraf Sinclair Meninggal, Studi Ungkap Terapi Cegah Serangan Jantung

Berikut beberapa fakta dan mitos tentang penyakit jantung seperti dikutip dari keterangan tertulis RS Awal Bros, Kamis (20/2/2020).

1. “Usia saya terlalu muda untuk terkena penyakit jantung.”

Penyakit jantung terjadi karena adanya penyumbatan pembuluh darah jantung yang dikenal sebagai pembuluh arteri koroner.

Pembuluh atau urat koroner bisa mengalami penyempitan akibat adanya kerak atau plak lemak yang menempel pada dindingnya. Wajib diketahui bahwa plak ini sudah terbentuk sejak di usia dini (anak-anak atau remaja), dan di usia yang lebih tua, arteri koroner akan mengalami penyumbatan (istilah lain untuk penyempitan yang sudah parah).

Baca juga: Ashraf Sinclair Meninggal, Kenali 2 Kemungkinan Gangguan Jantung yang Picu Kematian Mendadak

Saat ini, serangan jantung diketahui terjadi pada usia yang lebih muda. Tak jarang di umur 30-40 tahun, bahkan di usia 20-an tahun, terutama jika mengidap penyakit diabetes (penyakit gula) atau memiliki kebiasaan merokok.

2. “Penyakit darah tinggi hanya terjadi pada orang yang bergejala sakit kepala. Jika saya tidak mengeluhkan apa-apa, berarti tekanan darah saya normal.”

Penyakit darah tinggi bisa membunuh secara “diam-diam” karena seringkali pasien tidak menyadari bahwa tekanan darahnya tinggi. Tekanan darah yang normal adalah <140/90 mmHg. Kita tak bisa tahu berapa tinggi tensi kalau tidak mengeceknya.

Jika menunggu gejala seperti sakit kepala, pusing, pingsan, atau stroke, artinya kita menunggu terjadi komplikasi. Gejala yang tersebut di atas adalah tanda bahwa tubuh sudah memberi sinyal bahaya. Lebih baik mengetahui tekanan darah dengan benar-benar mengukur memakai tensimeter secara berkala.

Baca juga: Ashraf Sinclair Meninggal, Kenali 6 Faktor Risiko Serangan Jantung

Pengobatan tekanan darah meliputi perubahan gaya hidup sehat: makanan rendah garam, berolahraga, mengurangi konsumsi gula, dan jika belum terkontrol, sebaiknya mengonsumsi obat-obatan.

3. “Umur saya sudah tua. Tekanan darah 150-160 mmHg sudah biasa, tidak menyebabkan pusing dan tidak perlu minum obat.”

Tekanan darah yang normal untuk semua umur adalah <140/90 mmHg, dengan target tekanan darah optimal adalah 125-135/60-80 mmHg.

Baca juga: Suami BCL Meninggal, Kenali Tanda Awal Kena Serangan Jantung

Orang tua, walaupun berusia >60 tahun, jika dibiarkan memiliki tekanan darah yang tinggi akan berisiko terjadi stroke dan serangan jantung. Karena tubuh sudah beradaptasi dengan tekanan darah yang lebih tinggi, menurunkan tekanan darah pada orang tua harus dilakukan secara perlahan.

Penurunan tekanan darah yang mendadak bisa menyebabkan pusing/goyang saat berjalan. Pusing juga sering terjadi saat perubahan posisi misalnya dari tidur ke duduk, atau sebaliknya. Pemantauan atau kontrol dengan dokter diperlukan sekali agar tidak jatuh saat berjalan.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau