4. “Saya tidak mengalami sakit dada, artinya saya tidak mengalami sakit jantung” , “Saya mengalami nyeri di ulu hati, apakah ini sakit jantung atau sakit asam lambung?”
Gejala utama dan paling sering dari serangan jantung adalah nyeri dada atau sesak di dada yang menembus ke punggung, kadang-kadang menjalar ke leher seperti tercekik atau nyeri rahang, atau ke lengan kiri.
Namun pada kasus tertentu gejala klasik seperti itu tidak nyata. Banyak pasien mengeluhkan tanda-tanda seperti sakit lambung/sakit maag, seperti nyeri ulu hati, mual dan muntah, pusing, ternyata terkena serangan jantung akut.
Baca juga: Suami BCL Meninggal, Kenali Tanda Awal Kena Serangan Jantung
Sebaliknya juga sama, tidak semua sakit dada merupakan serangan jantung. Nyeri pada bagian dada bisa terjadi karena naiknya asam lambung (dikenal sebagai penyakit GERD/ Gastoesophageal reflux disease), nyeri otot dan tulang, atau sakit kulit.
Memeriksakan diri secara awal lebih baik ke dokter sangat dianjurkan agar penanganan yang cepat bisa dilakukan dan mencegah komplikasi yang lebih berat.
5. “Walaupun saya menderita penyakit gula atau diabetes, saya tidak akan terkena penyakit jantung selama mengonsumsi obat-obat diabetes.”
Mengontrol kadar gula darah dengan obat-obatan akan menurunkan risiko atau menghambat terjadinya penyakit jantung. Namun, bahkan jika kadar gula sudah terkontrol, seluruh penderita diabetes memiliki risiko tinggi jadi penyakit jantung dan stroke.
Hal ini terjadi karena seluruh faktor yang menyebabkan penyakit gula, juga berpotensi menyebabkan penyakit penyempitan pembuluh darah arteri koroner, termasuk tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan dan obesitas, aktivitas fisik yang kurang dan kebiasaan merokok.
6. “Ada garis keturunan penyakit jantung pada keluarga saya, pasti saya akan terkena penyakit jantung.”
Walaupun ada faktor risiko keluarga yang menderita penyakit jantung (faktor genetika atau faktor keturunan), ada beberapa hal yang bisa diupayakan untuk menurunkan risiko penyakit jantung secara signifikan. Antara lain adalah dengan:
(1) memiliki kebiasaan olah fisik yang aktif, banyak bergerak dan berolahraga,(2) mengontrol kadar kolesterol (target LDL atau kolesterol jahat <70 mg/dL), (3) mengontrol pola makan: menghindari makanan dengan kadar lemak tinggi, mengurangi konsumsi gula, (4) mengontrol tekanan darah, (5) menjaga berat tubuh ideal, (6) kontrol gula darah dan (7) tidak merokok.
7. “Saya tidak perlu memeriksa kadar kolesterol sebelum usia 40-50 tahun.”
The American Heart Association merekomendasikan untuk pengecekan kadar kolesterol per 5 tahun sejak usia 20 tahun, terutama jika ada faktor risiko penyakit jantung yang kuat pada keluarga (faktor keturunan atau genetik).
Baca juga: 5 Hal yang Tak Disarankan saat Mengungsi, Salah Satunya Minum Kopi
Anak-anak dengan faktor risiko keluarga yang kuat, memiliki risiko yang lebih tinggi terjadi penyakit jantung di usia yang lebih lanjut. Jika mengetahui kadar kolesterol yang tinggi sejak awal, bisa dilakukan antisipasi dengan diet sehat rendah lemak – rendah gula, dan berolahraga secara rutin (30-40 menit per kali, dengan frekuensi 3-4 x per minggu).
8. “Minum kopi adalah kebiasaan yang buruk dan menyebabkan penyakit jantung.”