Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Gali Kekayaan Laut Indonesia untuk Dijadikan Bahan Baku Obat

Kompas.com - 19/02/2020, 13:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sekitar 80 persen tanaman herbal dunia tumbuh di Indonesia. Namun sayangnya, Indonesia dianggap belum dapat memanfaatkan potensi ini sepenuhnya.

"Kurang lebih 28 ribu spesies tanaman dengan 1.845 di antaranya teridentifikasi sebagai tanaman obat. Meskipun memiliki kekayaan alam yang berlimpah, namun Indonesia belum memanfaatkan secara optimal potensi tersebut," terang Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko dalam keterangan resminya, Rabu (19/2/2020).

Dirinya menjelaskan, dari 1.845 spesies tanaman yang teridentifikasi sebagai tanaman obat, baru 283 spesies yang secara resmi terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai obat dan telah digunakan masyarakat.

Baca juga: Waspada, 5 Obat Ini Paling Sering Disalahgunakan

"Sedangkan potensi sumber daya alam hayati laut masih belum dimanfaatkan secara optimal," ujarnya.

Handoko menjelaskan, pengembangan tanaman obat sebagai bahan baku obat merupakan salah satu prioritas riset nasional bidang kesehatan dan obat.

Tujuannya adalah mewujudkan kemandirian obat Indonesia.

"Lembaga penelitian dapat berperan dalam melakukan riset pendahuluan sedangkan industri berperan dalam hilirisasi produk yang telah dikembangkan, terutama obat herbal terstandar dan fitofarmaka, melalui riset dan komersialisasi bahan baku obat tradisional," ungkap Handoko.

Menurutnya, selain mendukung akses dan ketersediaan obat nasional, hilirisasi produk obat juga diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi sumber daya alam Indonesia.

Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Puspita Lisdiyanti menerangkan, potensi keanekaragaman hayati Indonesia untuk bahan baku obat harus terus dikembangkan mengingat sebagian besar bahan baku obat di Indonesia masih diimpor dari luar negeri.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau