KOMPAS.com - Pada 31 Desember 2019, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan infeksi virus corona jenis baru yang akhirnya dinamai Novel coronavirus (2019-nCoV).
Belum genap sebulan sejak pernyataan resmi itu, tercatat ada lebih dari 4.500 orang terinfeksi di belasan negara.
Sementara itu, korban meninggal hingga Selasa siang (28/1/2020) ada 107 orang. Semuanya adalah korban yang tinggal di China.
Namun kabar baiknya, sebanyak 63 orang dinyatakan sembuh dari infeksi virus tersebut.
Sebagai catatan, hingga saat ini belum ada obat ataupun vaksin untuk menangani virus corona Wuhan ini.
Lantas yang jadi pertanyaan, bagaimana pasien yang terinfeksi virus corona bisa sembuh?
Baca juga: WHO Belum Pastikan Virus Corona Jadi Ancaman Kesehatan Dunia
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. Anung Sugihantono mengatakan, kunci untuk sembuh dari infeksi virus adalah sistem kekebalan tubuh yang kuat.
Semua jenis virus, termasuk virus corona 2019-nCoV, sangat mudah menginfeksi tubuh jika imunitas atau sistem kekebalan tubuh sedang menurun.
Karena itulah, sistem kekebalan tubuh juga yang berperan dalam melawan virus tersebut.
"Kita harus memahami mekanisme, sekaligus memahami apa sesungguhnya virus corona ini. Namanya juga virus, pada dasarnya infeksi virus itu adalah sesuatu yang bisa sembuh sendiri ketika daya tahan tubuh baik," kata Anung.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) drh. Muhammad Munawaroh, M.M.
Munawaroh menjelaskan, virus berbeda dengan bakteri. Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegah virus adalah dengan vaksinasi.
Vaksin merupakan zat yang membantu melindungi tubuh dari penyakit tertentu.
Dilansir SehatQ, kandungan dalam vaksin adalah mikroba yang mati atau dilemahkan.
Vaksin dapat juga disebut sebagai "pelatih" bagi sistem kekebalan tubuh. Vaksin mempersiapkan tubuh untuk bisa melawan penyakit.