KOMPAS.com - Resistensi antibiotik adalah kondisi di mana bakteri tidak dapat dimatikan dengan antibiotik. Hal ini mengancam kemampuan tubuh dalam melawan penyakit infeksi yang dapat mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.
World Health Organization (WHO) tahun ini mengeluarkan 10 ancaman kesehatan global. Resistensi antibiotik (AMR) termasuk dalam salah satu ancaman ini.
Saat ini, resistensi antibiotik diperkirakan mengakibatkan 700 ribu kematian di seluruh dunia.
WHO mengingatkan bahwa jika tidak ada tindakan yang diambil, resistensi antibiotik diperkirakan akan mengakibatkan sekitar 10 juta kematian secara global, setiap tahunnya, pada 2050.
Ketua Komite Pencegahan Resistensi Antimikroba Nasional (KPRA), Dr dr Hari Paraton SpOG(K) menjelaskan bahwa terdapat empat penyebab munculnya resistensi antibiotik.
“Pertama, pemakaian berlebihan (overused) karena kurangnya control dari pihak pemberi antibiotik maupun inisiatif pengguna antibiotik. Kedua, penggunaan antibiotik tanpa indikasi (misused),” tuturnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (22/11/2019).
Baca juga: Kenali Resistensi Antibiotik, Satu dari 10 Besar Ancaman Kesehatan Global
dr Hari menyebutkan, banyak orang yang menggunakan antibiotik tanpa anjuran dokter, sehingga menimbulkan resistensi pada suatu antibiotik.
“Penyebab ketiga adalah penggunaan di bawah dosis yang dianjurkan (underused). Resistensi antibiotik juga terjadi jika seseorang yang seharusnya rutin minum antibiotic, tetapi tidak mematuhi petunjuk penggunaan tersebut,” paparnya.
Penyebab keempat adalah transmisi bakteri resisten di fasilitas kesehatan, akibat abainya menjalankan kewaspadaan universal.
Rumah sakit dapat berperan sebagai salah satu tempat berkembangnya kuman atau mikroba resisten antibiotik yang kemudian menyebar ke masyarakat dan lingkungan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan