Dalam kasus radiasi radioaktif nuklir, hal yang paling ditakutkan yakni pencemaran terhadap air tanah.
Tim gabungan ini telah melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel air tanah dan tanah di lokasi ditemukannya objek radioaktif tersebut.
"Hasil lab Batan dari sampel tanah yang kami ambil sudah keluar. Hasilnya (air tanah) masih normal tidak ada kontaminasi (radioaktif). Itu tadinya yang kami takutkan," jelas Indra.
Selanjutnya, upaya pembersihan mulai dilakukan oleh tim teknis dari BATAN. Pengerukan tanah dan vegetasi di atasnya dalam proses dan diharapkan dapat segera selesai.
Baca juga: Radiasi Nuklir di Serpong Masih Tinggi, Dugaan Kontaminasi Caesium 137
"Luasan lokasi (tanah terkontaminasi) yang dikeruk, sekitar 10 kali 10 meter. Pengerukan akan dilakukan hingga ke lapisan (tanah) tertentu," kata Indra.
Menurut Indra, pembersihan lokasi yang terpapar radiasi nuklir tersebut, paling lama akan dilakukan hingga 20 hari.
Kendati demikian, Indra mengimbau agar masyarakat tetap tidak melewati garis batas area ditemukannya serpihan radioaktif tersebut.
Indra juga menepis isu terkait adanya kebocoran instalasi nuklir di kawasan nuklir Serpong.
"Kami informasikan itu (kebocoran nuklir) tidak ada. Selain itu, tidak ada paparan radiasi tinggi (dari Caesium 137) di komplek Batan. Jadi kami imbau masyarakat untuk bisa tetap beraktivitas seperti biasa," sambung Indra.
Baca juga: Apa Itu Caesium 137, Penyebab Radiasi Nuklir di Perumahan Serpong?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.