Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Dramatis Benua Baru Zealandia, Mungkinkah Akibat Cincin Api?

Kompas.com - 12/02/2020, 19:36 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Sci-News


KOMPAS.com - Benua baru Zealandia yang berada di kawasan Australia ini ternyata mengalami perubahan dramatis. Pembentukan cincin api Pasifik dikaitkan dengan penyebab perubahan benua ini.

Zealandia menjadi benua ketujuh di muka Bumi ini. Dalam sebuah penelitian terbaru mengungkap adanya perubahan ketinggian dramatis antara 50 juta dan 35 juta tahun lalu.

Melansir Sci-News, Rabu (12/2/2020), fakta tersebut diperoleh dari hasil analisa baru terhadap sampel yang dikumpulkan selama International Ocean Discovery Program (IODP) Expedition 371 pada 2017 lalu.

Pergolakan ini mungkin karena reaktivasi yang luas dari formasi patahan kuno terkait pembentukan Ring of Fire atau Cincin Api, Pasifik barat.

Baca juga: Benua Baru Ditemukan di Timur Australia, Namanya Zealandia

Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Geology. Benua baru Zealandia memiliki luas daratan sekitar 4,9 juta kilometer persegi dan pernah membentuk sekitar 5 persen dari luas benua super Gondwana.

Benua super kuno ini mencakup Antartika dan Australia, dan sekitar 94 persen dari wilayah Zealandia saat ini tenggelam.

Sejak tahun 1970-an, kearifan ilmiah yang berlaku menunjukkan pemisahan Zealandia dari benua super Gondwana pada 85 juta tahun yang lalu.

"Setelag ledakan tektonik, model ini membuat Zealandia tidak melakukan (aktivitas) apapun selain mendinginkan dan menghilang," kata Dr Rupert Sutherland, ahli geofisika di Victoria University of Wellington.

Baca juga: Greater Adria, Benua Tersembunyi di Bawah Eropa

Akan tetapi, fosil-fosil dari lubang bor yang dikumpulkan dalam Ekspedisi IODP 371 menunjukkan selama Cenozoic awal, bagian dari Zealandia utara mengalami kenaikan 1-2 kilometer.

Sementara bagian lainnya menurun dengan jumlah yang sama, sebelum seluruh benua ini tenggelam satu kilometer lagi di bawah laut.

Waktu transformasi topografi ini bersamaan dengan reorganisasi global lempeng tektonik di benua baru ini, yang dibuktikan dengan lekukan dalam rantai gunung api bawah laut Emperor-Hawaii.

Selain itu, adanya reorientasi berbagai pegunungan laut tengah dan permulaan subduksi, serta vulkanisme dan kegempaan terkait dalam suatu sabuk yang masih melingkar di sebagian besar Pasifik Barat.

"Meskipun subduksi mendorong siklus tektonik lempeng Bumi, para ilmuwan belum memahami bagaimana itu dimulai," jelas Sutherland.

Sebab, kata dia, pada saat itu sebelum reorganisasi lempeng tektonik global, para ilmuwan perlu menemukan penjelasan tentang bagaimana subduksi dimulai di area yang luas dalam waktu singkat.

Baca juga: Anomali Misterius di Bawah Benua Afrika Lemahkan Medan Magnet Bumi

Para penulis penelitian ini mengusulkan mekanisme baru, terkait peristiwa pecahnya subduksi yang menurut mereka mirip gempa bumi besar yang sangat lambat.

Halaman:
Sumber Sci-News
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com