KOMPAS.com - Para ilmuwan beberapa waktu belakangan fokus pada sebuah wilayah yang mengalami anomali misterius. Wilayah itu disebut South Atlantic Anomaly, hamparan luas area yang membentang dari Chile hingga Zimbabwe.
Anomali yang dimaksud para peneliti adalah medan magnet yang terus melemah. Menurut penelitian yang membingungkan awal tahun ini, gangguan fenomenal itu merupakan bagian dari pola yang bertahan selama lebih dari 1.00 tahun.
Sebagai informasi, medan magnet bumi tidak hanya memberikan kita Kutub Utara dan Kutub Selatan. Medan magnet bumi juga melindungi kita dari angin matahari dan radiasi kosmik.
Para peneliti berpikir bahwa medan gaya tak kasat mata itu melemah dengan cepat sehingga bisa berbalik.
Baca juga: Penelitian: Medan Magnet Dapat Atasi Kecanduan Rokok
Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya terjadi pembalikan polaritas. Sebelumnya, sekitar 780.000 tahun lalu, pembalikan polaritas juga pernah terjadi.
Meski telah berlalu ribuan tahun lalu, tidak ada yang bisa memastikan apakah pembalikan medan akan segera terjadi lagi.
Anomali di wilayah tersebut membuat medan magnet bumi di sekitarnya sangat lemah. Hal ini sangat berbahaya bagi satelit Bumi untuk memasukinya, karena radiasi tambahan yang dilewati bisa mengganggu elektronik mereka.
"Kami telah mengetahui selama beberapa waktu bahwa medan magnet Bumi telah berubah, tetapi kami tidak benar-benar tahu apakah ini tidak biasa untuk wilayah ini pada skala waktu yang lebih lama atau apakah itu normal," ungkap Vincent Hare, fisikawan dari University of Rochester dikutip dari Science Alert, Kamis (27/12/2018).
Salah satu alasan mengapa para ilmuwan tidak tahu banyak tentang sejarah magnetik wilayah Bumi ini adalah karena tidak memiliki apa yang disebut data arkeomagnetik. Data itu merupakan bukti fisik magnetisme di masa lalu Bumi, yang tersimpan dalam peninggalan arkeologis dari zaman lampau.
Ritual Kebudayaan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.